Selanjutnya pada 12 Agustus 2018, korban dihubungi suami Vinny apabila ingin berangkat haji plus 2018 harus ada penambahan uang sebesar Rp 101.530.000 untuk dua orang dan korban menyetujuinya.
Alhasil pada 14 Agustus 2018, korban mentransfer uang sebesar nominal itu. Sehingga total uang yang telah korban berikan sebanyak Rp 377.530.000. Kemudian, korban dijanjikan oleh Vinny akan berangkat haji plus pada 16 Agustus 2018.
Namun di tanggal itu, korban malah menerima telepon dari Haris, suami Vinny bila ada pembatalan keberangkatan haji plus karena visa tidak disetujui oleh Arab Saudi.
Akibat pembatalan ini, lanjut Herwatan, Vinny mendatangi rumah korban dan mengatakan akan mengembalikan seluruh uang korban tanpa ada potongan dalam waktu 14 hari. Faktanya, hingga sekarang ini, uang tersebut tidak pernah dikembalikan kepada korban.
Adapun, uang yang diterima Vinny sebanyak Rp 377.530.000 telah habis digunakan untuk kepentingan pribadi. Terkait status PT Berkat Limpah Bersama ternyata juga tidak ada izin dari Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji dan umroh.
"Kenyataannya, Vinny selaku Pemilik PT Berkat Limpah Bersama tidak pernah mengurus keberangkatan haji atas nama korban dan suaminya," ungkap Herwatan.
Dalam kasus ini, Vinny didakwa melanggar kesatu Pasal 378 KUHP atau kedua Pasal 372 KUHP.
Load more