Contohnya, Desa Prima di Kalurahan Putat, Patuk, Kabupaten Gunungkidul dengan produknya bolu kelapa yang dijual seharga Rp 1.000. Dengan harga yang terjangkau mampu menghasilkan omzet hingga Rp 200 juta.
"Itu (bolu kelapa) juga kita sajikan kemarin kepada tim fordasi yang datang ke DIY. Bahkan, delegasi dari Papua dan DKI Jakarta memesan ribuan. Selain harganya terjangkau dan rasanya menurut mereka sangat gurih," kata Aris.
Dengan demikian, event gebyar keistimewaan merupakan wujud kolaborasi untuk mendatangkan orang dengan menampilkan kesenian. Serta menjadi ajang promosi dari DP3AP2 DIY dengan mendatangkan UMKM atau produk yang dihasilkan desa prima.
Sementara itu, Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati melanjutkan, lewat gebyar keistimewaan, pemerintah ingin menginformasikan kepada masyarakat se-DIY bahwa Danais digunakan untuk membiayai, memfasilitasi, membina dan mengembangkan produk-produk para ibu yang masuk dalam kelompok rentan di desa-desa. Ini dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan di DIY.
"Di DIY, banyak perempuan dalam kelompok rentan yang menjadi salah satu sasaran melalui Danais memberdayakan kualitas hidupnya, produk-produknya saya tampilkan mulai dari beragam kuliner hingga kerajinan," kata Erlina.
Bahkan, produk rumahan anggota binaannya sebagian besar sudah terpromosikan lewat Sibakul. Sehingga pemasarannya tidak hanya di DIY melainkan luar DIY bahkan luar negeri.
Load more