Yogyakarta - Sebatang pohon kelapa langka bercabang 6 tumbuh di pekarangan milik Darmo Yoso (71), warga Padukuhan Wates, Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta. Dalam satu batang pohon tumbuh saling berdekatan seperti sebuah rumpun.
Sementara di sekitar pohon kelapa, dibuat tanggul berupa tatanan batu setinggi hampir dua meter, sehingga rumpun pohon ini seperti tumbuh di atas pot.
Tanggul tersebut, menurut Darmo, sebagai antisipasi, karena batang tunggal yang menyangga 6 batang pohon kelapa ini tampak berat dan bisa roboh.
"Kalau pohon ini bercabang memang iya, bisa dibuktikan, tapi harus dengan membongkar tanggul yang mengelilinginya, tapi jika dibongkar kawatirnya justru pohon bisa roboh," kata Darmo Yoso, Senin (24/1/2022).
"Dulunya tumbuh 9 cabang, tapi yang 3 mati, dan sekarang tinggal 6 batang. Kalau yang 4 cabang sering berbuah," terang Darmo.
Pohon itu, menurut Darmo, ditanam oleh bapaknya, bernama Jo Dipo, sekitar tahun 1954
"Saya saya ingat betul, awalnya pohon kelapa itu tumbuh normal seperti pohon kelapa pada umumnya. Namun saat tingginya sekitar 2 meter, pucuk pohon ini mati karena dimakan 'Kwawung' (sejenis serangga)," lanjut Darmo.
Dikira pohon sudah mati, pohon itu kemudian akan ditebang, namun oleh kakaknya perempuan tidak diperbolehkan.
"Oleh kakak perempuan saya, di bagian pucuk batang kelapa yang dimakan serangga justru diberi garam yang lumayan banyak," kata Darmo.
Anehnya, lanjut Darmo, setelah beberapa waktu diberi garam, dari pucuk pohon tersebut muncul sebuah benda berbentuk bulat.
"Setelah sekitar seminggu, dari benda bulat itu muncul tunas-tunas kelapa kecil yang berjumlah 9, setelah beberapa waktu tumbuh, tinggal menyisakan 6 batang yang bisa tumbuh besar," katanya.
Seiring berjalannya waktu, tunas-tunas tersebut semakin membesar dan tinggi, sehingga batang utama mulai berat untuk menopang 6 cabang pohon yang bertumbuh.
Karena kondisi tersebut, maka dibuatlah tanggul setinggi pohon aslinya, dan di dalam tanggul diisi tanah agar Batang utama tidak roboh.
"Kini tunas yang berjumlah 6 batang bisa tumbuh besar dan tinggi, bahkan 4 diantaranya sudah berbuah, sedangkan yang 2 batang tidak berbuah," kata Darmo.
Karena keunikannya, tidak sedikit orang yang datang untuk meminta buah kelapa sebagai sarana pengobatan.
"Pernah orang dari Jakarta datang meminta buah dari kelapa ini untuk pengobatan anggota keluarganya yang lumpuh. Dan konon katanya bisa sembuh," lanjut Darmo.
Sejak itu, banyak orang yang datang untuk meminta buahnya, tapi jika pas tidak berbuah, ya mengambil daunnya, lidinya, atau bagian pohon yang lain," terang Darmo lagi.
Sesuai pesan mbah Jo Dipo (orang tua Darmo Yoso) saat ini tugasnya hanya merawat dan menjaga pohon peninggalan dari Almarhum bapaknya.
"Kalau pohon ini bercabang memang iya, bisa dibuktikan dengan membongkar tanggul yang mengelilinginya, tapi jika dibongkar pohon bisa roboh," tandasnya. Lucas Didit/ner
Load more