"Terakhir kemarin, sebagian (bantuan) diminta secara khusus untuk anak- anak korban perang yang menderita kanker. Jumlahnya sekitar Rp 1,7 Miliar," katanya.
Jazir mengatakan, misi kemanusiaan yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan mencerminkan makna yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar (UUD) alinea kesatu bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
Oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Serta alinea keempat yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Jadi negara didirikan oleh para pendiri negara untuk membebaskan penjajahan di atas dunia tidak hanya Indonesia, ada misi kemanusiaan. Kita sebagai generasi penerus dari para pendiri negara Indonesia ingin melanjutkan semangat itu. Maka upaya-upaya memerdekakan negara terjajah adalah misi kemanusiaan dari negara Indonesia ini yanh terus menerus kita lanjutkan," ungkap Jazir.
Di lokasi yang sama, perwakilan dari King Husrin Center Foundation, Madelaine menjelaskan, King Husrin Center Foundation merupakan lembaga untuk mendukung pasien-pasien yang menderita penyakit kanker dari Negara Semenanjung Arab, termasuk Yordania, Palestina, Suriah dan lain-lain.
Tercatat, ada 150 ribu pasien rawat jalan dan 14 ribu pasien rawat inap per tahunnya.
"Sementara transplantasi sumsum tulang belakang sebanyak 300 orang serta ada 7.000 kasus kanker baru per tahunnya," ungkapnya.
Load more