Yogyakarta, tvOnenews.com - Keceriaan terpancar dari wajah anak-anak saat menyambut saudaranya dari Gaza, Palestina. Mereka saling berjejer di pintu masuk Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta dengan membawa bendera Indonesia dan Palestina, Kamis (12/9/2024).
Kedatangan tiga anak dari Palestina disambut nyanyian lagu Atuna Tufuli. Mereka kemudian menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir menuturkan, anak-anak korban perang Gaza beserta keluarganya datang bersama perwakilan dari King Husrin Center Foundation dan Islamic Charity for Society (ICCS) sebagai kunjungan balasan setelah 2 bulan yang lalu relawan kemanusiaan Masjid Jogokariyan mengirim bantuan ke Palestina, termasuk menjenguk anak-anak yang menderita penyakit kanker disana.
"Hari ini yang hadir di Masjid Jogokariyan ada dua keluarga dan tiga anak-anak yang kondisinya sehat," tuturnya saat ditemui di Masjid Jogokariyan.
Untuk misi kemanusiaan, Masjid Jogokariyan mengirimkan dua orang relawan ke Palestina karena keterbasan visa dan biaya operasional. Sebab, biaya pengiriman relawan tidak boleh diambilkan dari dana bantuan yang dikirimkan.
Kebetulan, Masjid Jogokariyan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan kepada mereka. Sejauh ini, kata Jazir, Masjid Jogokariyan sudah mengirimkan bantuan ke Palestina berupa uang tunai sebesar Rp 4,2 Miliar.
Bantuan disalurkan dalam empat tahap. Disana, uang tersebut dibelanjakan menjadi logistik dan sebagainya.
"Terakhir kemarin, sebagian (bantuan) diminta secara khusus untuk anak- anak korban perang yang menderita kanker. Jumlahnya sekitar Rp 1,7 Miliar," katanya.
Jazir mengatakan, misi kemanusiaan yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan mencerminkan makna yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar (UUD) alinea kesatu bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
Oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Serta alinea keempat yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Jadi negara didirikan oleh para pendiri negara untuk membebaskan penjajahan di atas dunia tidak hanya Indonesia, ada misi kemanusiaan. Kita sebagai generasi penerus dari para pendiri negara Indonesia ingin melanjutkan semangat itu. Maka upaya-upaya memerdekakan negara terjajah adalah misi kemanusiaan dari negara Indonesia ini yanh terus menerus kita lanjutkan," ungkap Jazir.
Di lokasi yang sama, perwakilan dari King Husrin Center Foundation, Madelaine menjelaskan, King Husrin Center Foundation merupakan lembaga untuk mendukung pasien-pasien yang menderita penyakit kanker dari Negara Semenanjung Arab, termasuk Yordania, Palestina, Suriah dan lain-lain.
Tercatat, ada 150 ribu pasien rawat jalan dan 14 ribu pasien rawat inap per tahunnya.
"Sementara transplantasi sumsum tulang belakang sebanyak 300 orang serta ada 7.000 kasus kanker baru per tahunnya," ungkapnya.
Sejak 2003 - 2023, King Husrin Center Foundation telah mengkaver perawatan 5.300 pasien kanker atau setara 200 juta US dollar.
Namun di tengah banyaknya masalah seperti kekurangan air dan kemiskinan, mereka tetap membuka bahu untuk menerima pengungsi. (scp/buz)
Load more