Subandrio kemudian menyerahkan surat itu pada Soekarno pada 25 Mei 1965, dan Soekarno rupanya berpendapat sama dengan Subandrio, bahwa surat itu asli.
"Setelah itu muncullah dalam panggung politik itu desas-desus tentang adanya Dewan Jenderal, yang dituduh terdiri dari lima jenderal AD terkemuka
yang akan merencanakan kudeta terhadap Presiden." ungkap Victor.
Isu Dewan Jenderal
Sebelum dokumen itu diserahkan pada Soekarno, Subandrio terlebih dahulu menyampaikan surat itu kepada Brigjen Pol. Soetarto, Kepala Staf BPI untuk diperiksa.
Soetarto tidak memeriksakan keotentikan dokumen itu melalui tes Laboratorium Kriminal Angkatan Kepolisian, namun ia juga menyebutkan bahwa surat itu asli.
Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi dalam buku "Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional, Bagian I Rekonstruksi dalam Perdebatan", Diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, menulis,
Usai Soekarno menerika surat tersebut, keesokan harinya, 26 Mei 1965, diadakanlah rapat di Istana yang dihadiri oleh para panglima keempat angkatan. Panglima Angkatan Udara Omar Dhani berhalangan hadir, dan diwakili oleh Laksda Sri Moeljono Herlambang.
"Presiden menanyakan kepada Letjen A.Yani, apakah ada anggota Angkatan Darat yang mempunyai hubungan dengan Inggris dan Amerika. Letjen A.Yani menjawab, “Tidak ada”." tulis Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi.
Load more