Bantul, tvOnenews.com – Musim kemarau tahun ini yang mengakibatkan terjadinya krisis air bersih melanda di 11 kapanewon atau kecamatan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol menyatakan, meski hujan telah turun di beberapa titik, namun status kekeringan atau krisis air bersih akibat kemarau panjang di beberapa wilayah masih terjadi.
“Ada sebanyak 11 kecamatan yang kita masukan dalam status rawan kekeringan atau krisis air bersih. Sejak krisis air bersih melanda di sejumlah wilayah di Bantul BPBD Bantul telah melakukan dropping air bersih. Namun karena keterbatasan armada, untuk wilayah-wilayah yang membutuhkan dropping air kita hanya bisa melayani enam hari sekali,” ungkap Antoni.
Antoni menambahkan saat ini BPBD Bantul hanya memiliki satu truk tangki air dan untuk memenuhi kekurangan air di masyarakat, armada ini beroperasi 24 jam penuh. Selama musim kemarau 2024, BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1,56 juta liter atau 312 tangki.
" Bantuan air bersih tersebut berasal dari berbagai instansi terkait, yaitu BPBD Bantul sebanyak 118 tangki, Palang Merah Indonesia (PMI) sebanyak 70 tangki, Tagana sebanyak 52 tangki, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebanyak 15 tangki dan donasi dari elemen masyarakat dan instansi sebanyak 57 tangki," ujarnya.
Bantuan dropping air bersih didistribusikan ke daerah perbukitan, dan dataran tinggi, berpotensi terjadi kekeringan, dan kekurangan air bersih yang tersebar di Kecamatan Dlingo, Pandak, Pajangan, Pundong, Sedayu, serta Pleret.
Salah satu instansi yang ikut memberikan bantuan air bersih adalah Balai Monitor (Balmon) Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Yogyakarta. Dalam rangka menyambut Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi (Postel) yang diperingati setiap tanggal 27 September, menyerahkan bantuan 30 tangki air ke kawasan yang mengalami krisis air bersih di Bantul dan Gunungkidul.
Load more