Sleman, DIY - Jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta terus melonjak dalam beberapa hari terakhir. Pada hari Senin 31 Januari 2022 kemarin ada penambahan 22 kasus baru.
Mereka kemudian dievakuasi Satgas Covid-19 Kabupaten Sleman untuk menjalani karantina di tempat isolasi terpadu (isoter) Asrama Haji Yogyakarta.
Guna mengantisipasi terus bertambahnya kasus positif Covid-19, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman sudah menyiapkan skenario terkait pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kami menyiapkan skenario yang baru dibahas, nanti seandainya memaksa untuk mengurangi 100 persen. Baru kita buat skenarionya, tidak mungkin 50 persen lagi tetapi itu baru kita rencanakan, kapan pelaksanaan melihat situasi kondisi perkembangan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
Menurut Ery, skenario tersebut dilakukan salah satunya berdasarkan evaluasi PTM 100 persen yang sudah berjalan. Dari hasil evaluasi, PTM 100 persen berjalan baik dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Evaluasinya berjalan dengan baik PTM-nya dan anak-anak semangat, orang tua juga mendukung, anak-anak sudah semangat kembali, prokes di sekolah juga dijalankan, ini yang kita harapkan selalu ditegakkan prokes-nya," ungkapnya.
Pada pelaksanaan PTM 100 persen yang sudah berjalan, Ery meminta pihak sekolah melakukan komunikasi secara intens dengan orang tua siswa. Orang tua wali murid diminta ikut terlibat untuk memantau anak-anaknya saat berada di rumah atau di luar sekolah.
Hal ini penting karena temuan kasus positif Covid-19 biasanya berasal dari luar sekolah namun dibawa masuk ke lingkungan sekolah.
"Saya mohon kepada sekolah-sekolah untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua bagaimana untuk menyikapi pemantauan anak-anak kala di luar, kalau di sekolah kan sudah diawasi terus," terangnya.
Selain terkait komunikasi pemantauan, Ery juga sudah menginstruksikan ke semua sekolah untuk menutup kantin. Para siswa diminta membawa bekal makanan dari rumah dan tidak boleh bertukar makanan dengan temannya.
"Saya sudah sampaikan ke sekolah-sekolah istirahatnya hanya sekali, di dalam kelas, anak-anak diharapkan membawa makanan sendiri dan jangan sampai bertukar makanan. Kalau ada yang jajan di luar tolong dikendalikan anak-anak jangan sampai berkeliaran di luar, sudah saya katakan seperti itu, ini kan butuh pemantauan yang cermat juga dari pihak sekolah," pungkasnya. (Andri Prasetiyo/Buz).
Load more