Bantul, DIY - Habis sudah kesabaran Paliyem (53) warga Paten, Srihardono, Pundong, Bantul, DIY terhadap anak semata wayangnya Dwi Rahayu Saputro (24). Paliyem melaporkan anak kandungnya ke Polres Bantul karena kembali menjual sejumlah perabot rumah tangga miliknya dan melakukan pemukulan kepadanya.
Sempat dilaporkan pada November 2021 lalu dan kemudian dimaafkan Januari 2022 , Dwi Rahayu Saputro kembali menjual barang-barang milik ibunya. Bahkan ibunya sempat dipukul dengan sandal karena tidak bisa mencarikan uang Rp1 juta.
Kasus ibu kandung laporkan anaknya sendiri ini sempat viral, karena anak semata wayang tersebut telah menjual isi perabot rumah tangga hingga genteng rumah. Seluruh uang digunakannya berfoya-foya dengan pacarnya.
Dwi Rahyu Saputro sempat mendekam di tahanan Polres Bantul selama hampir 2 bulan akibat laporan ibunya. Dwi dilepaskan setelah ibunya mencabut laporannya asalkan mau minta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya.
Namun ternyata belum ada satu minggu bebas dari penjara, Dwi Rahayu Saputro berulah lagi. Pada tanggal 14 Januari 2022 Dwi Rahayu Saputro menjual kompor gas bantuan dari Bupati Bantul. Kemudian, tanggal 6 Febrari 2022 menjual satu set kursi tamu yang juga bantuan. Paliyem mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak karena kasus tentang seisi rumahnya yang habis dijual anaknya menghebohkan masyarakat. Sehingga banyak pihak yang memberikan bantuan.
Aksi Dwi terakhir pada hari Kamis ( 10/2/2022) yang hendak menjual almari dan kursi milik ibunya. Namun, aksi Dwi dicegah para tetangganya termasuk ketua RT. Bahkan Dwi sempat bersitegang dengan ketua RT yang membela Paliyem. Seakan sudah habis kesabaran Paliyem, akhirnya janda beranak satu ini melaporkan kembali anak semata wayangnya ke Polisi dan berharap anaknya segera ditangkap dan ditahan.
"Saya tidak akan memaafkan lagi dan laporan ini tidak akan saya cabut lagi. Saya berharap anak saya segera ditangkap. Sebab sejak saya dipukul anak saya menggunakan sandal, saya tidak tinggal di rumah di Paten karena takut dipukul anak saya lagi ketika minta uang tapi tidak diberi," ujar Paliyem.
Paliyem menambahkan selain menjual kompor gas dan perabot rumah tangga, anaknya menyuruhnya untuk menjual beras bantuan dari sejumlah pihak karena butuh uang. Kemudian Dwi pernah meminta uang 1 juta rupiah, tetapi tidak diberi karena sang ibu tidak memiliki uang. Akibatnya, Paliyem dipukul anaknya hingga nyaris pingsan.
"Sejak kejadian pemukulan tersebut saya tidak pernah tidur di rumah dan tidur di rumah kerabat saya. Saya berharap Pak Polisi segera menangkap anak saya. Anak saya sudah keterlaluan dan kayaknya ada kelainan," ungkap Paliyem.
Laporan Paliyem ke Polres Bantul telah diterima dan akan segera ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. (Santosa Suparman/dan)
Load more