Jalur ini berperan penting dalam pengangkutan hasil bumi, termasuk indigo (nila), salah satu pewarna alami yang menjadi komoditas ekspor unggulan pada masa itu. Pewarna biru ini memiliki keterkaitan erat dengan batik Vorstenlanden yang menonjolkan motif klasik dengan warna-warna simbolis.
Selanjutnya, Ketua I Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI), Laretna T. Adishakti mengatakan bahwa pameran ini menjadi pengingat bahwa batik bukan sekadar seni tekstil, melainkan representasi sejarah, ekonomi, alam, dan budaya.
"Saya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pameran ini. Semoga acara ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan mengembangkan pusaka budaya kita, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi antara transportasi, alam, budaya, dan sejarah," kata Laretna.
Roadshow batik bersama KAI terdiri atas beberapa kegiatan. Di antaranya adalah pameran batik, fashion show batik, acara Nyanting dan Healing, dan Jogja Walking Tour. (Nur/Ard)
Load more