"Saya antri dari jam setengah sebelas tadi tapi ternyata stok habis dan tidak kebagian," keluh Sutrisno, seorang pedagang gorengan.
Sutrisno mengaku, dia jauh-jauh datang ke kota Wonosari untuk berburu minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter. Sebab di pasar harga minyak bisa sampai Rp. 20 ribu per liter.
"Sudah dua hari ini saya terpaksa tidak berdagang, karena tidak bisa membeli minyak. Dan sekarang saya jauh-jauh sampai di sini juga tidak kebagian," imbuh Sutrisno.
Sementara, Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Gunungkidul, Sigit Haryanto, menyatakan, keterbatasan stok minyak goreng memang terjadi di hampir semua tingkatan, terutama untuk yang minyak kemasan satu harga, baik di swalayan, toko modern, hingga distributor.
"Saya memahami bahwa kebijakan satu harga oleh pemerintah pusat ini akhirnya berpengaruh pada kelangkaan stok minyak goreng kemasan. Tapi mau bagaimana lagi, karena produsen minyak hingga distributor tentu tidak mau rugi," pungkasnya.
Kebijakan pemerintah pusat menetapkan, harga minyak goreng kemasan premium Rp14 ribu per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng curah Rp11.500 per liter. Sedangkan untuk pembelian minyak goreng kemasan dibatasi maksimal 2 liter per orang. (Lucas Didit/Buz)
Load more