Sleman, tvOnenews.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di bawah naungan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Sleman mulai berjalan hari ini.
Di hari pertama ini, menu makanan bergizi siap didistribusikan bagi siswa di beberapa sekolah.
"Hari ini, menu makanannya ada nasi putih kemudian lauknya ayam goreng krispi dan sayurnya ada tumis kacang panjang dan wortel. Ditambah buahnya pisang dan susu botol. Susunya itu murni bukan kemasan," kata Letkol Inf Mohammad Zainulloh, Dandim 0732 Sleman ditemui di sela pengawasan di SDN Sinduadi Timur, Senin (13/1/2025).
Disampaikannya, dapur SPPG Sleman mulanya menyiapkan sebanyak 1.312 porsi namun menjadi 1.239 porsi MBG untuk delapan sekolah di Kapanewon Depok dan Mlati.
"Awalnya disiapkan 1.312 porsi untuk 8 sekolah. Karena ada konfirmasi dari sekolah ada anak-anak yang tidak masuk sehingga disiapkan 1.239 porsi. Itu artinya ada koordinasi antara pihak sekolah dan kepala dapur," ucapnya.
Diperkirakan di dalam menu makan bergizi tersebut mengandung 400 kalori untuk siswa di tingkat TK dan SD. Serta 600 kalori bagi siswa SMP karena porsinya yang lebih banyak.
Sedangkan, MBG yang didistribusikan di wilayah Cangkringan sebanyak 1.544 porsi untuk 27 sekolah dikerjasamakan dengan mitra katering.
Lebih lanjut, pendistribusian menu MBG hari ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dalam hal ini Dinas Kesehatan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dan Dinas Pendidikan.
Adapun, SDN Sinduadi Timur menjadi satu di antara sekolah yang menerima menu MBG pada hari pertama ini.
Di lokasi yang sama, Plt Kepala SDN Sinduadi Timur, Hariyanto menuturkan, total ada sekitar 167 siswanya mulai kelas 1-6 yang menerima MBG tersebut.
"Tadi, anak-anak juga antusias bahkan ada anak-anak yang menanyakan besok (menu makanan) apa," ungkapnya.
Ke depan, akan ada evaluasi terkait waktu pemberian MBG kepada siswa di sekolahnya.
"Jadwal makan biasanya setelah istirahat pertama pukul 9.30 WIB sampai pukul 9.45 WIB. Nantinya tentu akan ada evaluasi terkait waktu makan karena juga mengurangi jam pelajaran," pungkasnya. (scp/buz)
Load more