Yogyakarta, tvOnenews.com - Wacana penutupan Plengkung Gading oleh pihak Keraton Yogyakarta menimbulkan beragam respon dari masyarakat utamanya mereka yang berjualan di Alun-alun Kidul (Alkid) Yogyakarta.
Salah satunya Ariadi (68). Pria yang sehari-harinya berjualan angkringan di Alkid itu mengaku belum mendapatkan informasi pasti mengenai rencana penutupan Plengkung Gading dari pihak Keraton. Ia pun baru mengetahui kabar itu dari media sosial.
"Belum tahu kapan (Plengkung Gading) ditutup. Saya baru tadi pagi tahu dari teman-teman yang jualan pagi disini (Alkid). Dari paguyuban juga belum ada info," kata dia ditemui, Rabu (22/1/2025).
Namun sejujurnya, dirinya mengaku tidak setuju terhadap rencana penutupan Plengkung Gading karena dikhawatirkan akan berdampak terhadap aktivitas berdagang di Alkid yang juga akan dilakukan penataan. Terlebih, ia telah menggantungkan hidupnya di Alkid sejak puluhan tahun yang lalu.
"Kalau penjual ya gak setuju karena untuk cari makan sehari-hari di alun-alun sini. Tapi ya gimana lagi dari keraton yang kagungan kersa. Saya sudah jualan di Alkid sejak 1990-an," ucapnya.
Dengan berjualan di Alkid, warga Langenastran tersebut memperoleh penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga hingga menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah.
"Kalau omzet bersih berkisar Rp 200 ribu. Kalau ramai ya sekitar Rp 400 ribu itu kalau gak hujan sebab kalau hujan (pengunjung) sepi. Dengan jualan di Alkid bisa sampai menyekolahkan anak saya satu sampai kuliah," ungkap Ariadi.
Load more