Tetangga lainnya, Sundari (50) mengatakan terakhir melihat anaknya korban sekitar satu bulan lalu. Namun setelah itu ia tak pernah lagi bertemu MF hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia tinggal kerangka.
"Itu setelah tanggal 13 Februari, saya lupa persisnya tanggal berapa, MF masih dibonceng sama mbak SK. Saya dari dalam rumah 'kok tumben kelihatan', saya bilang gitu. Sehabis itu sudah gak pernah lihat lagi," paparnya.
Sundari melanjutkan, ia awalnya tidak mengetahui jika korban tewas dibunuh. Saat itu ada polisi yang datang ke rumah korban pada Selasa 15 Februari dan memperlihatkan foto korban.
"Saya lihat baju-baju yang diupload di medsos itu saya pun langsung kaget, kok kayak kerudungnya mbak Tata (panggilan SK) kayak bajunya mbak Tata, saya merinding," ungkapnya.
Dijelaskan Sundari, korban SK bekerja sebagai tenaga kesehatan di salah satu RS di Kabupaten Sleman. Profesi aslinya sebenarnya seorang bidan tapi sejak pandemi Covid-19 diperbantukan sebagai tenaga vaksinator.
"Dia kerja di rumah sakit trus semacam kayak di finance gitu, trus sama admin baju-baju. Dia nakes vaksinator sama perawat kalau gak salah karena ada Covid-19 itu dia kayaknya jadi perawat sama vaksinator, cuma kalau aslinya dia bidan," urainya.
Sundari menambahkan, korban dan anaknya rencananya akan dimakamkan di tempat keluarga besarnya di Kapanewon Minggir, Sleman. Namun untuk waktunya belum tahu persis karena jenazah masih berada di RS Kariadi, Semarang.
Load more