Sleman, DIY - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng mendatangi rumah SK (32) di perumahan Manggala Asri 3, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Senin (21/3/2022). SK adalah seorang tenaga kesehatan (nakes) yang tewas dibunuh bersama anaknya MF (5) oleh pelaku berinisial DC (31).
"Pada kesempatan ini dengan situasi duka beliau keluarga korban tentunya tidak memungkinkan dilaksanakan pemeriksaan di Semarang. Oleh karena itu kami jemput bola kemudian kita melaksanakan pemeriksaan di rumah korban," ujar Djuhandani di lokasi pemeriksaan.
Adapun pihak yang diperiksa antara lain kedua orang tua SK serta beberapa kerabatnya. Penyidik juga bertemu dengan anak pertama korban berinisial MA (7).
Dari pemeriksaan ini penyidik mendapatkan beberapa informasi baru. Salah satunya terkait tabiat pelaku DC yang tidak menunjukkan tanda-tanda pelaku kriminal.
"Selama ini tabiatnya tidak menunjukkan sebagai pelaku kriminal dan lain sebagainya karena seperti ibu korban sakit itu dia yang mengobati juga. Kemudian pura-pura sering menyuapi anak yang pertama dan segala macam sehingga keluarga ini sangat percaya ketika (anak MF) itu diambil dibawa ke Rembang walaupun sebenarnya pengakuan dibawa ke Semarang," ungkap Djuhandani.
Djuhandani menyebut sampai saat ini pihaknya masih beranggapan bahwa DC adalah pelaku tunggal. Meski demikian tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang bisa saja terlibat.
"Sementara ini saya katakan pelaku tunggal. Tapi tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain. Entah itu seperti apa kita masih mendalami," katanya.
Terkait alasan DC menghabisi dua nyawa, Djuhandani mengatakan ada dua motif yang melatarbelakangi. Kepada korban MF, pelaku tidak suka karena sering rewel dan menangis lalu dianiaya dan disekap serta tidak dikasih makan hingga akhirnya meninggal dunia.
Sedangkan terhadap SK, pelaku mengaku cemburu dan terus didesak terkait keberadaan anaknya MF yang dititipkan kepada pelaku.
"Ada dua motif pertama motif asmara karena ada cemburu dengan seseorang, kedua karena ditanya terus mana anak saya sementara dia juga tidak bisa memberikan jawaban karena anaknya sudah meninggal. Jadi untuk menutupi perkaranya," beber Djuhandani.
Sementara terkait pemakaman, Djuhandani menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga korban. Keluarga berencana akan datang ke RS Bhayangkara Polda Jateng untuk melihat jenazah sebelum dimakamkan.
"Kemungkinan besok akan dibawa mau diambil ke rumah sakit untuk pemakaman lebih lanjut," pungkasnya. (Andri Prasetiyo).
Load more