Kulon Progo, DIY - Meningkatnya jumlah wisatawan paska pelonggaran aktivitas masayarakat oleh pemerintah, menjadi angin segar bagi pengelola wisata untuk meningkatkan potensi sumber daya masyarakat di bidang wisata.
Terkait hal tersebut sebanyak tujuh desa wisata dari tiga kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, menjadi sasaran pelatihan dan pendampingan adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia, di Balai Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo.
Kondisi ini menjadi sebuah keunggulan mengingat beberapa desa wisata dan daya tarik wisata telah memiliki potensi untuk memajukan sektor pariwisata
Adapun, tujuh desa wisata penyangga zona otorita yang menjadi sasaran dari pelatihan oleh BPOB berasal dari tiga kabupaten yakni Magelang, Kulon Progo, dan Purworejo (Gelangprojo). Terdiri dari, Desa Pagerharjo, Desa Gerbosari, Desa Ngargosari, Desa Sedayu, Desa Benowo, Desa Pandanrejo dan Desa Ngargoretno
Kepala BPOB Indah Juanita mengatakan pelatihan kepada sejumlah pengelola wisata yang berasal dari tujuh desa wisata merupakan aksi lanjutan dari tahun sebelumnya. Pelatihan yang dilaksanakan oleh jawatannya meliputi aspek potential review, SDM, manajemen keuangan, operasional desa wisata, dan pemasaran.
"Tujuh kelurahan tersebut berada di kabupaten Magelang, Kulon Progo, dan Purworejo, dan menunjukan bahwa sektor pariwisata bersifat borderless dan multistakeholders. Desa wisata kita siapkan agar mampu mendukung kawasan otorita dengan luas 306 hektare yang akan menjadi kawasan pariwisata terpadu. Di dalamnya nanti akan ada atraksi dan amenitas dengan jumlah kamarnya sekitar 1.000," ujar Indah (6/4/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan pelatihan kepada sejumlah pengelola desa wisata yang tidak hanya dilakukan kepada pengelola desa wisata di DIY namun juga menyasar sejumlah pengelola desa wisata di dua kabupaten yang beririsan dengan kabupaten Kulon Progo menjadi langkah yang strategis.
"Ini juga sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah pusat dengan daerah ya serta lembaga pelatihan. Upaya pelatihan ini diharapkan mampu berdampak signifikan terhadap pelayanan prima yang bisa diberikan oleh pengelola desa wisata di tiga kabupaten. Serta, mampu mendukung keberadaan Borobudur Highland," ujar Singgih. (Ari Wibowo/Buz)
Load more