Yogyakarta, DIY - Memperingati Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/ Alip 1955, Keraton Yogyakarta menggelar serangkaian kegiatan pembagian ubarampe gunungan Syawal hingga Ngabekten secara terbatas.
Sri Sultan Hamengku Buwono bersama para Mantu Dalem terlebih dahulu melaksanakan Salat Idul fitri di Kagungan Dalem Masjid Panepen, Keraton Yogyakarta, Senin (02/05) atau 1 Syawal 1443 H/Alip 1955. Adapun sebelum melaksanakan Salat Ied, Ngarsa Dalem menunaikan pembayaran zakat fitrah melalui Utusan Dalem yang diserahkan kepada Kanca Pengulon di Kagungan Dalem Masjid Gedhe.
Satu hari setelah pelaksanan Salat Ied, Keraton Yogyakarta melaksanakan pembagian ubarampe Gunungan, pada Selasa (03/05) atau 2 Syawal Alip 1955. Sebanyak 2.700 rengginang dibagikan ke tiga tempat sebagaimana biasanya yakni Keraton Yogyakarta dan Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan.
Mantu Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, KPH Purbodiningrat menuturkan bahwa pelaksanaan Garebeg Syawal kali ini belum dapat dilakukan seperti biasa yakni dengan rayahan, mengingat situasi dan kondisi belum sepenuhnya pulih.
“Meski jumlah .kasus Covid-19 DIY relatif melandai, namun kami memilih untuk tetap menggelar pembagian ubarampe Gunungan Syawal secara terbatas,” ujarnya.
Kanjeng Purbo, sapaannya, menambahkan bahwa selain tetap melakukan pembagian ubarampe, Keraton Yogyakarta secara terbatas mulai mencoba melaksanakan prosesi Ngabekten atau tradisi sungkeman di Keraton. Ngabekten akan digelar dalam dua tahap yakni Ngabekten Kakung dan Ngabekten putri selama dua hari.
Ngabekten Kakung akan diikuti Bupati/Walikota dan para wakilnya termasuk para Kanjeng dengan jumlah total 80 orang. Termasuk juga para Penghageng, Wakil Penghageng, Carik (Sekretaris), dan Hartakan (bendahara) dari masing-masing tepas sebanyak lima orang perwakilan, serta beberapa perwakilan Sentana (kerabat) Kakung.
“Untuk Ngabekten Kakung digelar pada Selasa (03/05) setelah pembagian ubarampe gunungan hingga sore hari. Sementara, Ngabekten Putri akan dilaksanakan Rabu (04/05) dari pagi hingga siang hari. Namun demikian, pelaksanan Ngabekten dilakukan sangat terbatas dengan masih menjaga jarak satu sama lain dan wajib mengenakan alat pelindung diri,” tambah Kanjeng Purbo.
Load more