Hadir pula pada kesempatan tersebut Komisaris PD Tarumartani Beny Suharsono dan Dewo Isnu Broto serta Kepala BKPA DIY Wiyos Santosa.
Sementara, Direktur Utama PD Taru Martani Nur Ahmad Effendi, menyampaikan pihaknya akan segera menindaklanjuti arahan dari Sri Sultan. “Kami diberikan tantangan untuk diversifikasi. Diversifikasi yang diarahkan Sri Sultan adalah dalam pertanian yang punya nilai lebih seperti holtikultura, sayur dan buah tingkat atas. Pasarnya sangat terbuka di Jogja,” jelasnya.
Lanjutnya, menurut hitungan bisnis yang dilakukan, potensi diversifikasi tersebut dinilai masuk akal. “Kemungkinannya karena usaha pokok kita sudah sangat baik. Artinya untuk menghidupi karyawan dan setoran (PAD) ke Pemda (DIY) sudah cukup. Sehingga tantangan dari beliau untuk diversifikasi itu bisa kita siapkan,” katanya.
Nur Ahmad mengatakan diversifikasi yang dilakukan juga dapat meningkatkan target pasar. “Kita sudah penetrasi pasar yang dulu belum disentuh, seperti Taiwan, Singapura. Saat ini, hasil untuk variasi produk yang besar bisa 5.600 buah, kalau yang kecil 20.000-an dengan karyawan sebanyak 230 orang.” ucapnya.
Ia menambahkan, sebelum pandemi, produksi tahun 2018 mencapai 68 ton setiap tahunnya.
“Sekarang ini, rata-rata tiap tahun 260 ton. Alhamdulilah kita bisa menyelesaikan kewajiban yang ditinggalkan manajemen lama. Total pendapatan saat ini adalah Rp68 miliar, keuntungan Rp13,5 miliar, sementara untuk setoran cukai Rp15 miliar dan PAD sesuai Perda 40 persen sebanyak Rp5,5 miliar,” tutupnya. (nur/ebs)
Load more