“Kerja sama sister province dengan Prefektur Kyoto telah terjalin sejak 1985 dan merupakan kerja sama pemerintah daerah di Indonesia dengan pemerintah daerah di luar negeri yang pertama dan terlama, tak hanya di DIY namun juga di Indonesia,” imbuh Sri Sultan.
Dari kerja sama tersebut, telah lahir berbagai implementasi dan inovasi terutama bidang seni budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, dan industri. Sebagai tindak lanjut, pada tahun 2020 lalu, sedianya akan diselenggarakan peringatan 35 tahun kerjasama DIY-Kyoto di Yogyakarta dan Kyoto.
Diagendakan pula kegiatan Sakura Science, pengiriman pelajar Yogyakarta ke Kyoto. Namun semua kegiatan tersebut tertunda karena adanya pandemi Covid-19. Adapun selain dengan Kyoto, Pemda DIY juga menjalin kerja sama dengan Prefektur Yamanashi sejak tahun 2016 dan banyak menghasilkan kegiatan pada sektor pertanian.
Lebih lanjut, Sri Sultan turut menyampaikan rasa terima kasih kepada JICA (Japan International Cooperation Agency) atas bantuan melakukan kajian awal kawasan aerotropolis Bandara International Yogyakarta. Termasuk peran serta J-CLAIR (Japan Council of Local Authorities for International Relations) yang telah memfasilitasi komunikasi antara Pemda DIY dan para pemangku kepentingan terkait di Jepang.
Sri Sultan juga mengapresiasi langkah Sumitomo Forestry yang melakukan proyek rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan di Gunungkidul sejak 2015 sebagai upaya melestarikan hutan dan ekosistem.
“Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung peningkatan interaksi dan kerja sama internasional antara Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, dengan masyarakat Jepang,” ucapnya.
Sri Sultan berharap agar kerja sama yang telah terjalin dapat terus menguat sebagai landasan pembangunan.
Load more