Yogyakarta - Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengamati dalam sepekan sejak 24 - 30 Juni 2022 aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi.
"Pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah. Untuk kubah tengah juga tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.551.000 m3, dan kubah tengah sebesar 2.582.000 m3," ungkapnya.
Sementara, intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 cm/hari.
"Intensitas curah hujan sebesar 40 mm/jam selama 30 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 24 Juni 2022. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkap Agus Budi.
BPPTKG Yogyakarta menetapkan tingkat aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer," ungkapnya.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi." pungkasnya. (Nur/ree)
Load more