Sleman, DIY - Sebanyak tiga orang menjadi korban dalam bentrokan antara kelompok suporter dari Solo dengan warga di Jalan Affandi, Gejayan, Sleman, Senin (25/7/2022) siang. Ketiganya sempat mendapat perawatan medis di Puskesmas Depok III.
Dari informasi yang dihimpun, ketiga korban masing-masing berinisial R (22), A (23), dan S (22). R mengalami luka sobek sebanyak 5 tempat namun tidak bersedia dijahit dan menjalani rawat jalan.
Kemudian A menderita luka robek di pelipis sebelah kanan dan kiri. Namun ia juga tidak bersedia dijahit lukanya dan hanya menjalani rawat jalan.
Sementara S mengalami luka sobek di kepala, luka memar di jidat, luka lecet bagian pipi sebelah kiri dan dada merasa sesak. Korban juga tidak bersedia di jahit pada bagian yang luka sobek dan menjalani rawat jalan.
"Dari identitas korban itu semua berasal dari wilayah Jawa Tengah," ujar Mega.
Sementara itu Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto memastikan tidak ada korban meninggal dunia dalam bentrokan antara suporter bola dengan warga di sejumlah titik di Yogyakarta. Yuli juga memastikan tidak ada suporter yang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
"Bahwa tadi ada keributan yang terjadi di beberapa tempat di wilayah DIY. Ada di Jalan Gejayan, kemudian di Jombor, dan kemudian beredar informasi bahwa ada suporter yang meninggal ini bisa kami pastikan bahwa informasi itu tidak benar," terang Yuli.
Sebelumnya beredar kabar melalui WhatsApp grup jika terdapat dua orang suporter bola yang meninggal dunia akibat bentrokan dengan warga. Dalam unggahan melalui pesan suara (voice note) itu, keduanya disebutkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Pasca beredarnya informasi tersebut, polisi langsung mengecek kebenarannya dengan bertanya langsung kepada beberapa pihak rumah sakit. Hasilnya, kabar tersebut dipastikan hoaks.
"Saya sendiri sudah mengecek ke beberapa rumah sakit dan dari humas rumah sakit yang saya cek itu menyatakan tidak ada korban atau tidak ada yang meninggal dunia karena peristiwa tadi siang," bebernya.
"Demikian mudah-mudahan ini bisa disampaikan kepada yang lain bahwa tidak ada yang meninggal dunia," sambungnya.
Yuli meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak mudah menyebarluaskan informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami mengimbau kepada suporter bola baik itu yang dari Solo maupun yang ada di Jogja untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa merusak fasilitas umum, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar dari aturan hukum. Jadi mari kita sama-sama menjaga situasi supaya pertandingan bola di manapun pertandingannya bisa dinikmati, bisa disaksikan dengan nyaman, jadi tidak perlu membuat keributan," harapnya.
Diberitakan sebelumnya, bentrokan antara suporter bola dengan warga pecah di sejumlah titik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti di Jalan Affandi, Gejayan, kemudian di kawasan Jombor, Sleman.
Suporter bola dari Solo tersebut awalnya hendak menuju Magelang, Jawa Tengah, untuk menyaksikan pertandingan Liga 1 antara Persis Solo melawan Dewa United. Ratusan suporter itu berkonvoi dengan melintasi Tugu Yogyakarta, lalu ke wilayah Sleman, dan berakhir di Magelang. (Apo/Buz).
Load more