Sleman, DIY – Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka. Salah seorang suporter PSS Sleman meninggal dunia usai menonton pertandingan tim kebanggan Sleman itu melawan Persebaya di Stadion Maguwoharjo, Sabtu malam (27/8/2022).
Korban diketahui bernama Aditiya Eka Putranda (18), warga Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman. Ia merupakan salah satu suporter dari kelompok Brigata Curva Sud (BCS).
Kuasa hukum BCS, Muhammad Muklas mengatakan, korban meninggal dunia akibat mengalami luka bacok senjata tajam.
"Saya dapat kabar jam 3 pagi dari koordinator temen-temen BCS itu yang menyatakan bahwa ada salah satu teman BCS menjadi korban penganiayaan," kata Muklas di Mapolres Sleman, Minggu (28/8/2022).
Dijelaskan Muklas, peristiwa terjadi di dekat rel kereta api Dusun Mejing, Ambarketawang, Gamping, sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, korban berboncengan sepeda motor dengan temannya.
Mereka tengah dalam perjalanan pulang dari Stadion Maguwoharjo menuju rumah masing-masing. Namun, saat sampai di TKP, korban didatangi gerombolan pelaku yang langsung mengayunkan senjata tajam ke arahnya.
"Ada 4 (korban), 1 meninggal dunia yang 3 itu luka-luka. Ada yang luka senjata tajam, ada yang benda tumpul. Menurut info dari temen-temen itu (pelakunya) banyak, lebih dari sepuluh, menggunakan senjata tajam dan senjata tumpul," terangnya.
Setelah kejadian ini, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Namun, nyawanya tak tertolong saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Ia mengalami luka bacok di bagian bahu dan punggung. Sementara itu, korban luka menjalani rawat jalan.
Muklas berharap polisi bisa segera mengungkap siapa pelakunya dan diadili sesuai perbuatannya.
"Harapannya kepolisian bekerja dengan baik, cepat, agar pelaku segera ditetapkan sebagai tersangka dan diadili secara adil," harapnya.
Kapolres Sleman, AKBP Imam Rifai membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kejadian itu merupakan tindakan penganiayaan atau pengeroyokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.
"Itu ada kejadiannya memang iya, penganiayaan yang meninggal satu orang," ujarnya saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.
Pascakejadian itu, pihaknya juga sudah mengamankan sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku. Saat ini, mereka masih dalam pemeriksaan intensif oleh bagian Reskrim Polres Sleman.
"Sudah ada beberapa orang yang diamankan sama temen-temen Reskrim. Nanti, begitu fix, kita rilis. Mungkin besok," ucap mantan Kapolres Situbondo itu.
Imam belum bisa merinci berapa jumlah pasti terduga pelaku yang diamankan karena masih ada kemungkinan terduga pelaku bertambah. Motif penganiayaan juga masih didalami.
Kasus tewasnya Aditiya Eka Putranda semakin menambah panjang daftar suporter PSS Sleman yang meninggal dunia. Bahkan dalam bulan Agustus ini, sudah ada 2 orang suporter dari kelompok BCS yang meregang nyawa.
Selain Aditiya, ada nama Tri Fajar Firmansyah yang meninggal dunia pada 2 Agustus lalu setelah dirawat lebih dari sepekan di RSPAU Hardjolukito. Ia menjadi korban kerusuhan suporter di kawasan Babarsari, Sleman pada 25 Juli 2022.
Kapolres menyebut pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan agar kasus seperti ini tidak kembali terulang.
Imam juga terus mengimbau agar masyarakat, terutama anak-anak muda meningkatkan kewaspadaan saat melakukan kegiatan di malam hari.
"Imbauan untuk masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berkegiatan, utamanya pada jam-jam malam," pungkasnya. (Apo/Ard)
Load more