"Kami juga mendorong teman-teman di ASITA juga memperkenalkan dan menjualkan paket-paket yang ada di desa wisata lebih gencar lagi karena isu pariwisata berkelanjutan saya kira ini menjadi bagian yang sangat penting untuk kita angkat yaitu dari sisi desa wisata itu sendiri," ujar Singgih.
Ketua panitia JITM 2022, Edwin Ismedi Himna menjelaskan, pihaknya menargetkan terjadi transaksi hingga Rp 60 miliar dalam kegiatan ini.
"Kami menargetkan berkisar Rp 50-60 miliar dengan asumsi satu hotel bisa menghasilkan Rp 1 M. Sebenarnya target ini bagi kami cukup kecil kalau melihat kondisi saat ini, tapi kami yakin apabila awal 2023 nanti begitu penerbangan kembali normal, banyaknya airlines masuk pasti akan melebihi dari angkat tersebut," beber Edwin.
Sekjen DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY, Mira Dhanisari menyatakan, JITM ini menjadi peluang baginya untuk menawarkan produk sehingga bisa menambah lama tinggal atau long of stay wisatawan mancanegara.
"Mereka berkunjung ke Jogja ini tidak hanya 2 atau 3 atau 4 hari, kita tawarkan untuk bisa menginap minimal 6 hari. Yang tentunya mengunjungi utamanya adalah Candi Borobudur, Prambanan, Kraton, Tamansari, Ratu Boko. Yang kita tawarkan setelahnya adalah mengunjungi aktivitas di desa wisata," ucap Mira.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Prabowo menyebut, ajang ini diharapkan dapat meningkatkan okupansi hotel di DIY.
"Selain itu, long of stay atau lama tinggal wisatawan akan lebih lama tinggal di Yogyakarta," pungkasnya. (Apo/Dan)
Load more