Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengeluarkan guguran lava sebanyak 13 kali selama pengamatan 9 hingga 15 September 2022.
"Minggu ini guguran lava teramati sebanyak 13 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu.
Agus mengatakan, berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun kamera Tunggularum, Deles5 dan Ngepos, tidak teramati adanya pertumbuhan pada kubah lava di bagian barat daya maupun bagian tengah Merapi.
Volume kubah barat daya Merapi terhitung tetap sebesar 1.624.000 meter kubik, dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik. Sementara itu, intensitas kegempaan Merapi selama sepekan terakhir, menurut dia, terhitung masih tinggi.
"Masih tinggi, terutama kegempaan dalam (VTA) dan dangkal (MP dan gempa guguran)," ujar dia.
Sementara itu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 cm per hari.
"Pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Agus Budi.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km). (ant/ari)
Load more