Giverinmengatakan, ini kali kedua kunjungannya ke DIY setelah 21 tahun lalu. Tidak banyak yang berubah menurutnya. Tradisi dan budaya Jawa terpelihara dengan apik dan lestari. Hal yang membuatnya begitu betah berada di DIY. Pun dengan terkait proses demokrasi, menurutnya tidak ada masalah berarti di sini.
Dia menjelaskan, peran anak muda DIY menjadikan proses pengkaderan kepemimpinan dari sisi akademisi berkembang dengan baik.
“Saya menemukan banyak mahasiswa dan universitas yang beragam dan visioner dalam acara seminar bersama tentang komitmen iklim global dan masa depan kebijakan energi. Isu ini adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini dan saya sangat berharap dapat berdiskusi dengan mahasiswa dan akademisi serta juga belajar tentang pemikiran dan saran anak muda Indonesia di bidang yang sangat penting ini,” urai Giverin.
Sementara itu, Sri Sultan menanggapi dengan gembira kunjungan Giverin. Menurutnya, memang ada kerjasama yang seharusnyta terjalin dengan Norwegia, namun terkendala pandemi.
“Saya sampaikan, kalau salah satu investor dari Norwegia memang mau investasi di Jogja, di bidang perikanan, tapi karena terus pandemi ya sampai sekarang belum bisa (terwujud)” kata Sri Sultan.(nur/chm)
Load more