Dudung juga menyinggung soal dirinya yang tak pernah marah apabila ada anggota maupun staf yang melakukan kesalahan. Bahkan, ia mengaku tidak pernah murka dan menunjukkan kekuasaannya kepada bawahan.
"Justru apabila ada anak buah yang salah berarti ada sebagian kesalahan kita di dia. Sehingga kita bisa introspeksi. Nah itu tidak boleh kita merasa bahwa kita berkuasa dan sebagainya," ungkapnya.
Dudung melanjutkan, seorang pemimpin harus mampu membangun kapasitas dirinya dalam 6D. Yakni pemimpin itu harus dihormati, diidolakan, dikagumi, dicintai, diidam-idamkan, dan pemimpin yang diharapkan.
Dijelaskan Dudung, keberhasilan para pemimpin dalam menggerakkan roda organisasi melalui keputusan yang diambil tidak terlepas dari sikap anggota atau bawahannya terhadap keputusan tersebut.
"Sering saya katakan apabila mengambil suatu keputusan libatkan eselon terdepan, yaitu anggota. Karena suatu ketika apabila kita mengambil suatu keputusan dan kebijakan yang salah itu berdampak buruk kepada mereka," ujarnya.
Dudung menerangkan, seorang pemimpin juga tidak hanya berani bicara dan angkat bicara. Akan tetapi harus juga berani untuk mendengarkan pendapat dari orang lain.
"Jangan kita merasa paling pintar sendiri, kita merasa paling hebat sendiri. Pasti ada titik-titik lemah yang kita tidak tahu. Celakanya kalau kita merasa paling super, paling benar akhirnya menyalahkan orang lain," pungkasnya. (Apo/Buz).
Load more