Yogyakarta, DIY - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada minggu ini, 11 sampai 17 November 2022 mengeluarkan 2 kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Boyong) dengan jarak luncur 1 kilometer (1.000 meter). Guguran lava pijar juga teramati sebanyak 4 kali ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1,5 kilometer (1.500 meter) dan suara guguran terdengar 1 kali dari Pos Babadan dengan intensitas sedang.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, pada pekan ini tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan dari kubah barat daya dan kubah tengah.
"Volume kubah barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.616.500 meter kubik, sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik," jelasnya.
Budi menyebutkan, intensitas kegempaan masih cukup tinggi. Tercatat terjadi 2 kali gempa awan panas guguran (APG), 333 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 16 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 1 kali gempa frekuensi rendah (LF), 129 kali gempa fase banyak (MP), 282 kali gempa guguran (RF), 7 kali gempa hembusan (DG), dan 9 kali gempa tektonik (TT).
"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan sedikit peningkatan dengan laju pemendekan jarak sebesar 0,3 sentimeter per hari," jelas Budi.
Sementara itu, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 86 milimeter per jam selama 65 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 13 November 2022 .Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan pada Level III atau Siaga," jelasnya
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," pungkas Budi. (Nur).
Load more