Yogyakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menghadiri acara Jambore Kewirausahaan Sosial 2022 di Kompleks Pemda Sleman, Sabtu (26/11/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Anindya Bakrie menjadi pembicara utama dalam General Stadium dengan tema Upgrading Small Scale Enterprise.
Pria yang juga menjabat Presiden Direktur Bakrie and Brothers TBK tersebut berbicara terkait UMKM dan kewirausahaan di depan ratusan peserta yang hadir. Kegiatan ini dimoderatori oleh Ketua Kadin DIY, GKR Mangkubumi.
"Pertama, suatu kehormatan untuk saya dimoderatori oleh Gusti Mangkubumi. Kedua, ada di sini bersama teman-teman semua karena menurut saya bisa menjadi lebih baik dan saling belajar," kata Anindya saat mengawali sambutan.
Pada acara ini, Anindya Bakrie banyak berbicara terkait Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Ia menyebut pelaku UMKM di Indonesia harus berbangga karena memiliki kontribusi besar untuk ekonomi negara.
"UMKM musti berbangga karena UMKM lah sebenarnya yang banyak dianggap usaha mikro, medium, kecil, tapi menyumbang 61 persen dari PDP nasional dan ekspor 14 persen," terangnya.
Di samping itu, lanjut Anindya, UMKM juga mampu menyerap hingga 97 persen dari total tenaga kerja dan menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan pekerjaan. Serta menyumbang 58 persen dari total investasi.
Oleh karenanya, Anindya meminta para pelaku UMKM untuk percaya diri sebagai langkah awal membangun perusahaan besar.
"Setahu saya tidak ada perusahaan yang mulanya tidak dari UMKM, gak bisa tiba-tiba besar. Jadi kebanggaan dan kepercayaan diri ini harus ada karena mental kewirausahaan itu mulai dari percaya diri," ungkapnya.
Anindya menambahkan, ada beberapa tantangan yang biasanya dihadapi para pelaku UMKM. Pertama adalah strategi bisnis terkait branding dan marketing.
Tantangan kedua biasanya terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Sebab para pelaku UMKM biasanya mencari SDM dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan teman dekat.
Kemudian tantangan berikutnya adalah akses terhadap teknologi digital dan juga regulasi.
"Dan tentunya permodalan. Ini suatu hal yang klasik," ujarnya.
Anindya kemudian membagikan tips agar para pelaku UMKM bisa naik kelas. Yang pertama adalah soal mindset atau pola pikir.
Kemudian soal penambahan nilai, digitalisasi data dan marketing, serta pro aktif kepada organisasi pengusaha seperti Kadin. Sebab Kadin memiliki upaya untuk membantu UMKM dengan cara 360 derajat.
Di antaranya membantu memecahkan masalah pada akselerasi akses pasar, termasuk ke luar negeri. Kemudian akselerasi dari upskilling, financing serta regulasi.
"Yang terakhir akselerasi usaha agar berkelanjutan dari people-nya siapa yang kerja di tempat tersebut mendapat manfaat, dan juga merasakan manfaatnya, tapi juga lingkungan hidup tetap terjaga," ucapnya.
Di akhir sambutan, Anindya mengutip ucapan dari Bapak Kewirausahaan Sosial, Bill Drayton yang mengatakan bahwa kewirausahaan sosial atau Social Enterpreneurship tidak puas hanya memberikan ataupun mengajari cara menangkap ikan, tapi berpikirlah lebih besar bagaimana merevolusi industri perikanan.
"Jadi ini hanya cara berpikir, apakah kita kasih ikan, kasih kail atau justru kita merevolusi semuanya. Pada saat kita Covid-19, Climate Chance, konflik (Rusia-Ukraina), saya rasa merevolusi sesuatu itu bukan hal yang sulit," pungkasnya. (Apo/ree)
Load more