Sleman, DIY - TNI Angkatan Darat dalam hal ini Korem 072 Pamungkas menggelar latihan dan simulasi penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi, Kamis (1/12/2022). Latihan digelar di Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, yang menjadi daerah terdekat dengan Gunung Merapi.
Simulasi juga melibatkan sejumlah instansi terkait, seperti Kodim 0274/Sleman, Polresta Sleman, Brimob Polda DIY, BPBD Sleman, Basarnas Yogyakarta, Tagana, SAR DIY, PMI, serta relawan.
Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) Letjen TNI Teguh Muji Angkasa mengatakan bahwa digelarnya latihan ini dalam rangka melihat kesiapan personel dan sarana prasarana jika terjadi Erupsi Gunung Merapi.
“Kita ketahui bersama bahwa erupsi Gunung Merapi yang paling besar pernah terjadi di tahun 2010. Dari kejadian tersebut kita bisa mengambil pengalaman dan belajar bagaimana kita mengatasi dan mengantisipasi persoalan tersebut, dan yang paling penting adalah membantu masyarakat," ujarnya.
Dalam penanggulangan bencana alam, lanjut Danpusterad, TNI tidak bisa bergerak sendiri. Diperlukan sinergi dan kerja sama semua komponen terkait, baik itu Polri, Pemda, maupun instansi lainnya.
Termasuk dalam hal menyediakan kebutuhan makanan bagi para pengungsi melalui dapur umum. Danpusterad meminta dapur umum yang didirikan untuk pengungsi harus mengutamakan higienis.
"Tadi kami sudah cek sekilas dapur umum kondisinya seperti apa, yang paling penting adalah dapur umum kondisinya harus higienis, dan bagaimana teknis pendistribusiannya," terangnya.
Selain itu, Danpusterad juga mengecek kesiapan kendaraan untuk proses evakuasi warga. Hal ini penting untuk memastikan transportasi dan mobilisasi masyarakat dapat dilakukan dengan tepat guna meminimalisir jatuhnya korban.
Oleh karenanya bekerja sama menjadi hal penting yang harus dilakukan dalam hal penanggulangan bencana.
"Ini adalah team work yang tidak boleh ada salah satu yang tidak tahu dan tidak paham tugasnya. Leadingnya tetap pemerintah daerah, dan stakeholder terkait sesuai dengan tupoksinya masing-masing," urainya.
Danpusterad menambahkan, saat ini status Gunung Merapi berada pada level III atau Siaga. Seluruh komponen termasuk masyarakat harus mengetahui hal-hal apa yang harus dilakukan para kondisi Siaga tersebut.
"Tentunya ini semua harus tahu, termasuk masyarakat dan harus disosialisasikan. Sehingga masyarakat juga bisa beraktivitas sesuai dengan kondisi dan situasi Siaga yang ada," ucapnya.
Status Siaga Gunung Merapi menurut Danpusterad juga sekaligus menjadi kewajiban untuk melatih prajurit dalam hal penanggulangan bencana. Termasuk berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Apapun kita gak bisa tebak alam ini bereaksi, yang tahu hanya Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi kita manusia memiliki kewajiban untuk mengantisipasi itu," pungkas Danpusterad. (Apo/Buz).
Load more