Sleman, DIY - Ratusan anak di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengisi libur sekolah dengan kegiatan berbeda. Bukan liburan ke tempat wisata, tapi mereka justru mengikuti sunatan massal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Rabu (28/12/2022).
"Rasanya tidak sakit. Ikut karena keinginan sendiri," katanya kepada wartawan seusai dikhitan.
Ia menjelaskan bahwa sengaja ikut sunatan massal karena kebetulan tengah libur sekolah. Apalagi teman-teman seusianya juga banyak yang telah disunat.
"Iya mumpung libur sekolah dua minggu. Teman-teman juga sudah sunat," ucapnya.
Ketua Panitia, Masykur menjelaskan bahwa total peserta yang mengikuti khitanan massal berjumlah 200 anak. Sebenarnya ada sebanyak 300 anak yang mendaftar tapi karena keterbatasan kuota maka 100 sisanya akan diikutkan sunatan massal periode berikutnya.
"Khitan yang saat ini kita fasilitasi yang berusia di atas 6 tahun," terangnya.
Menurut Masykur, peserta yang ikut mendaftar bahkan tidak hanya berusia anak-anak. Ada juga orang dewasa yang telah berusia lebih dari 20 tahun ikut mendaftar sunatan massal.
"Ada 3 yang dewasa di atas 20 tahun juga ada, kita fasilitasi juga. Untuk adik-adik yang berusia di bawah 6 tahun akan kita fasilitasi di hari Ahad besok sehingga berbeda dengan hari ini," ujar Masykur.
Dengan mengangkat tema "Khitan Ceria", Masykur berharap anak-anak tidak ada yang menangis saat disunat. Apalagi proses khitan dilakukan dengan metode standar medis sehingga disebutnya tidak akan sakit.
"Insya Allah kalau lancar tidak perlu kontrol, kalau ada keluhan nanti tim medis kami yang akan sowan ke rumah bapak ibu semuanya. Jadi kita yang akan kesana kecuali dalam keadaan darurat itu nanti kita fasilitasi untuk kontrol di IGD PKU Muhammadiyah Yogyakarta maupun Gamping," bebernya.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta M. Komarudin mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka Milad 1 Abad RS PKU Muh Yogyakarta dan 14 tahun PKU Muh Gamping. Pada tahun ini acara khitanan massal sengaja digelar bertepatan dengan momen libur sekolah.
"Merupakan suatu kegiatan rutin setiap tahun kita mengadakan khitanan massal yang kebetulan pada saat ini pas bertepatan dengan hari libur anak-anak kita," tutur Komarudin.
Komarudin melanjutkan, metode yang digunakan dalam proses sunatan massal kali ini adalah konvensional bedah, dan bukan metode cincin.
"Insya Allah itu yang menjadi standar operasional prosedur untuk sunatan secara medis," pungkasnya. (Apo/Buz).
Load more