Sleman, DIY - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo ikut menyoroti peristiwa longsornya pembangunan talud perumahan Sumber Baru Land di Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Senin sore (2/1/2023). Ia memastikan akan ada evaluasi dalam proses pengerjaan perumahan.
"Nanti kita komunikasi dengan pihak pengembang terkait kejadian itu. Supaya ada evaluasi dalam proses pengerjaan," ujar Kustini dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, (4/1/2023).
Kustini sendiri menyayangkan proses pembangunan talud dengan kedalaman 6 meter yang kurang mempertimbangkan banyak hal. Menurutnya pihak pengembang harus memperhatikan mulai dari alat pelindung diri, kondisi kontur tanah, hingga kondisi cuaca.
"Kalau saya lihat karena galiannya itu dalam, tidak dibarengi dengan ada alat penopang atau alat pelindung di kedua sisi taludnya. Dan informasinya kondisi tanah di sana labil dan berpasir kalau dikeruk goyang tanah atasnya. Kan sebenarnya itu berbahaya," terang Kustini.
Terkait izin, Kustini menyebut perumahan tersebut telah mengantongi izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP). Izin perumahan tersebut sudah ada sejak Desember 2021 lalu.
"Kalau itu (perizinan) sudah ada. Tidak ada masalah," kata Bupati perempuan pertama di Sleman tersebut.
Diberitakan sebelumnya, empat orang pekerja proyek pembangunan perumahan Sumbar Baru Land di Wedomartani, Ngemplak, Sleman, tertimbun longsor.
Saat itu mereka tengah membangun talud di kedalaman sekitar 6 hingga 7 meter. Kondisi tanah yang labil diduga menjadi penyebab longsornya material tanah dan pasir.
Tiga korban berhasil ditemukan sekitar satu jam setelah kejadian. Mereka adalah Karju (40) dan Karsono (50) warga Saptosari, Gunungkidul, serta Dodi Mustoqa alias Tukiyo (53) asal Semin, Gunungkidul.
Karju dan Karsono ditemukan dalan kondisi selamat namun mengalami luka-luka. Sedangkan Dodi Mustoqa meninggal dunia.
Satu korban terakhir atas nama Surya (32) ditemukan satu hari setelahnya atau pada Selasa (3/1/2023). Warga Bayat, Klaten itu ditemukan tim SAR gabungan di kedalaman sekitar 2 meter dari material longsoran.
Kasi Operasi Basarnas Yogyakarta Asnawi Suroso mengatakan lokasi penemuan korban Surya tak jauh dari titik ditemukannya tiga korban sebelumnya. Adapun kondisinya saat ditemukan sudah tidak bernafas.
"Kondisi dimungkinkan meninggal dunia atau henti nafas henti jantung karena kita tidak bisa menyatakan meninggal dunia, tapi kondisi yang kami temukan adalah henti nafas henti jantung," ujarnya Selasa, (3/1/2023). (Apo/Buz).
Load more