Pria asal Turi, Sleman ini menyebutkan bahwa saat ini aplikasi masih berada dalam tahapan beta testing. Namun masyarakat sudah bisa mengakses aplikasi ini melalui playstore secara gratis.
Faqih merancang aplikasi itu bersama dengan kedua rekannya yakni Bima Indra Permana (Magister Manajemen UGM) dan Gaksa Gantara (alumnus SV UGM). Menurut Bima, Accessive.id memiliki empat fitur utama yakni pencarian tempat, detail aksesibilitas tempat, ulasan, serta open collaborative platform.
Melalui fitur pencarian tempat, pengguna dapat menelusuri tempat melalui maps maupun list. Lalu lewat fitur detail aksesibilitas, pengguna bisa melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio dan fasilitas lainnya untuk semua disabilitas, lansia, serta kelemahan fisik lainnya.
Berikutnya, fitur ulasan menyediakan tempat bagi pengguna untuk bercerita dan membagikan pengalaman tempat-tempat yang telah dikunjungi. Terakhir fitur open collaborative platform memberikan kesempatan bagi pengguna untuk membantu menambahkan berbagai informasi layanan disabilitas yang dimiliki suatu tempat.
“Data yang berhasil dikumpulkan ada 80 informasi tempat yang ada di DIY seperti kampus, tempat makan, hotel, stasiun, tempat ibadah dan lainnya. Kami pun akan terus menambah informasi tempat lainnya,” terang Bima.
Bima mengatakan selain untuk membantu penyandang disabilitas dalam mendapatkan informasi terkait fasilitas bagi disabilitas, pengembangan aplikasi ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa lebih peka terhadap kebutuhan penyandang disabilitas. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas ramah disabilitas.
Berkat hasil karyanya ini, Faqih dan teman-temannya berhasil mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang International Intellectual Property atau IPITEX di Bangkok, Thailand pada 1-7 Februari 2023.
Load more