Beksan Ajisaka diperagakan oleh 10 penari putra; 8 penari sebagai wadya (punggawa) dan 2 penari sebagai tokoh Ajisaka. Delapan penari punggawa berawal dari konsep beksan sekawanan (4 penari putra) namun dibawakan dalam dua pasang. Dua penari yang berperan sebagai Ajisaka merepresentasikan nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan.
Tampak hadir pada penutupan Asian Tourism Forum (ATF) 2023, Menparekraf Sandiaga Uno bersama istri, Nur Asia Uno yang disambut Raden Mas Marrel (cucu Sultan Hamengku Buwono X) selanjutnya diterima GKR Bendara, putri Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus ketua panitia ATF 2023.
Dalam kegiatan penutupan ATF 2023 tersebut, sejumlah hidangan khas Kraton Yogyakarta disajikan mulai dari Garang Asem Bumbung, Bestik Lidah, Sekul Gurih, Bakmi Jawa hingga Wedang Ronde.
Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap agar ke depan seluruh delegasi dan peserta dari berbagai negara bisa berjalan beriringan menggapai masa depan yang lebih cerah.
"Mari berjalan beriringan menggapai masa depan yang lebih cerah seiring semangat A Journey to Wonderful Destinations. Selamat mengikuti seluruh rangkaian dan menikmati Beksan Ajisaka yang sarat ajaran luhur dan nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan." kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pada kesempatan ini Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenalkan Batik Nitik kepada Menparekraf Sandiaga Uno dan seluruh delegasi ATF 2023.
Motif batik nitik ini merupakan batik khas Yogyakarta, yang mana asalnya tepatnya di Desa Wonokromo dekat Kotagede. Motif ini melambangkan keanekaragaman seperti daun, sulur, dan bunga, serta digambarkan membentuk pola geometris. Batik nitik dibuat dengan teknik dobel ikat yang dikenal dengan “Patola” atau “Cinde”.(Nur/Buz)
Load more