Yogyakarta, DIY - Menutup rangkaian Asian Tourism Forum (ATF) 2023 para delegasi dan peserta dari berbagai negara menghadiri Royal Banquet ATF 2023 di Keraton Yogyakarta, pada Minggu (5/2) malam.
Tarian dari Serat Ajisaka ini ditulis sendiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai esensi pemaknaan dibalik aksara Jawa.
Beksan ini merupakan Beksan Kakung (tari putra) pertama yang diciptakan sejak Sri Sultan HB X bertakhta. Tari ini diilhami dari Serat Ajisaka yang ditulis sendiri oleh Ngarsa Dalem sebagai esensi pemaknaan dibalik aksara Jawa (Ha Na Ca Ra Ka, dst).
Aksara Jawa yang sarat makna ajaran luhur selanjutnya dijadikan edukasi jati diri manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna. Disamping itu juga dijadikan penanda atas peristiwa masa lalu sebagai refleksi untuk saat ini dan masa yang akan datang.
Foto: Pementasa Tarian Beksan Ajisaka karya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Minggu (5/2/2023).
Beksan Ajisaka diperagakan oleh 10 penari putra; 8 penari sebagai wadya (punggawa) dan 2 penari sebagai tokoh Ajisaka. Delapan penari punggawa berawal dari konsep beksan sekawanan (4 penari putra) namun dibawakan dalam dua pasang. Dua penari yang berperan sebagai Ajisaka merepresentasikan nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan.
Tampak hadir pada penutupan Asian Tourism Forum (ATF) 2023, Menparekraf Sandiaga Uno bersama istri, Nur Asia Uno yang disambut Raden Mas Marrel (cucu Sultan Hamengku Buwono X) selanjutnya diterima GKR Bendara, putri Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus ketua panitia ATF 2023.
Dalam kegiatan penutupan ATF 2023 tersebut, sejumlah hidangan khas Kraton Yogyakarta disajikan mulai dari Garang Asem Bumbung, Bestik Lidah, Sekul Gurih, Bakmi Jawa hingga Wedang Ronde.
Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap agar ke depan seluruh delegasi dan peserta dari berbagai negara bisa berjalan beriringan menggapai masa depan yang lebih cerah.
"Mari berjalan beriringan menggapai masa depan yang lebih cerah seiring semangat A Journey to Wonderful Destinations. Selamat mengikuti seluruh rangkaian dan menikmati Beksan Ajisaka yang sarat ajaran luhur dan nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan." kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pada kesempatan ini Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenalkan Batik Nitik kepada Menparekraf Sandiaga Uno dan seluruh delegasi ATF 2023.
Motif batik nitik ini merupakan batik khas Yogyakarta, yang mana asalnya tepatnya di Desa Wonokromo dekat Kotagede. Motif ini melambangkan keanekaragaman seperti daun, sulur, dan bunga, serta digambarkan membentuk pola geometris. Batik nitik dibuat dengan teknik dobel ikat yang dikenal dengan “Patola” atau “Cinde”.(Nur/Buz)
Load more