Jakarta - Bank Indonesia mengumumkan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, Jumat (24/2/2023). Data ini berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini.
Berikut daftar perkembangan Nilai Tukar 20-23 Februari 2023:
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.185 per dolar AS
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,77 persen
3. DXY menguat ke level 104,60
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 3,877 persen
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Sementara, pada pagi hari Jumat, 24 Februari 2023, rupiah dibuka pada level (bid) Rp.15.195 per dolar AS, dan Yield SBN 10 tahun stabil 6,77 persen.
Untuk aliran Modal Asing pada Minggu IV Februari 2023, tercatat Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 93,89 bps per 23 Februari 2023 dari 92,91 bps per 17 Februari 2023.
Kemudian, berdasarkan data transaksi 20-23 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,64 triliun (jual neto Rp0,86 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,23 triliun di pasar saham).
Terakhir, selama tahun 2023, melansir dari data setelmen sampai dengan 23 Februari 2023, nonresiden beli neto Rp43,88 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,36 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ujar, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono. (agr)
Load more