Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah China agar APBN jadi jaminan proyek kereta cepat. Pihak China bersikeras meminta agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa dijadikan sebagai penjamin pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Meski begitu, Luhut menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa menyepakati usulan China tersebut.
"Mereka maunya (penjaminan) dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang. Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018," kata Luhut, dalam konferensi pers, Jumat (14/4/2023).
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung perlu untuk dibangun kendati Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Pemerintah memutuskan bahwa kereta cepat ini perlu untuk dibangun, baik untuk dibangun, karena bisa memberikan dorongan pembangunan ekonomi antara Jakarta-Bandung. Sebagaimana bisa tercipta kota-kota baru sepanjang jalur Jakarta-Bandung," ujar Rini.
Rini menjelaskan, selain enggan menggelontorkan dana APBN untuk membiayai proyek tersebut, Pemerintah juga menolak mengeluarkan dana jaminan serta opsi penyuntikan modal negara untuk pembangunan kereta cepat.
"Pemerintah tidak akan mengeluarkan dana APBN untuk pembangunan ini, dan tidak mengeluarkan dana jaminan untuk pinjaman sehubungan pendanaan dari proyek ini, dan tidak menggunakan PMN (Penyertaan Modal Negara)," jelasnya.
Sebelumnya, atas dasar hal tersebut, Rini menegaskan proyek ini akan tetap dibangun, namun berorientasi profit layaknya proyek lain yang digarap oleh BUMN. Rini menyebut akan meminta empat BUMN membentuk konsorsium dan bermitra dengan salah satu perusahaan dari dua negara yang mengajukan proposal tersebut.
Load more