gunungan sampah rumah tangga
“Berangkatnya kami peduli kepada lingkungan, peduli kepada kebersihan. Itu modal utama. Kemudian tidak berpikir orietasi bisnis, kalau pun ada pendapatan yang masuk itu hanya mengikuti saja,” ujarnya.
Dalam mengelola sampah di desa itu, Sugito mengatakan, pengelola menarik iuran kepada setiap Kepala Keluarga (KK) sebesar Rp5 ribu per bulan. Uang iuran itu merupakan termasuk jasa pemungutan sampah dari rumah masing-masing keluarga. Uang itu lantas dikelola untuk kebutuhan operasional TPST.
Muhdlor mengatakan, keberhasilan TPST Desa Banjarbendo perlu direplikasi ke TPST lain yang ada di Kabupaten Sidotopo. Ada sebanyak 113 TPST Desa di Sidoarjo yang bisa belajar manajemen pengolahan sampah efektif dari para pengelola TPST Banjarbendo. Selain itu, konsep itu, kata Muhdlor, akan diaplikasikan di TPA Jabon, yang mana puluhan ribu ton sampah di TPA Jabon bisa diolah menjadi briket.
Rencananya, kata Gus Muhdlor, proyek tersebut akan dimulai tahun depan. Dia pun berharap pengolahan sampah jadi briket itu bisa mengatasi masalah sampah Sidoarjo.
“InsyaAllah proses pengolahan sampah di TPA Jabon dijadikan Briket bisa dimulai awal tahun depan, saya sudah instruksikan ke DLHK untuk turun mendampingi,” ujarnya.
Load more