Kata Arie, adapun pengiriman terbesar mereka dari 100 ton per bulan itu yakni 70 persennya ke Amerika, selebihnya ke Eropa seperti Jerman, Swiss, Perancis dan lainnya. "Ekspor juga dilakukan ke negara di Asia seperti China, Korea, Jepang, Singapura dan Malaysia. Kalau dalam sebulan itu ada tujuh kali ekspor ke semua negara tujuan," kata Arie.
Arie menuturkan, dalam mempertahankan pasar, selama ini pihaknya terus menjaga kualitas rasa kopi ekspor mereka.
Bahkan, mereka tidak asal mengambil kopi petani, melainkan harus melalui proses penyortiran, penjemuran, hingga pengolahan mesin, sehingga benar-benar menghasilkan kopi terbaik.
Dirinya menambahkan, kopi ekspor ke Amerika itu harus bebas pestisida sesuai permintaan, sedangkan untuk negara lain memiliki standar pestisida rata-rata 0,3 persen.
"Maka kita harus memilih kopi terbaik dari petani dan penyortiran. Saat ini kita ada 17 orang staf dan 2.000 petani binaan," kata Arie.
Sebelumnya, Kepala Kanwil Bea Cukai Perwakilan Aceh, Safuadi menyampaikan bahwa permintaan dunia untuk kopi Aceh sebenarnya terus mengalami peningkatan, maka sudah seharusnya potensi yang ada di Aceh dapat dikembangkan.
Produk kopi Aceh, kata Safuadi, sudah banyak di ekspor ke berbagai negara, dan lazimnya sejauh ini ke Amerika dan negara di Eropa, terutama Belanda. Sekarang, kopi Aceh semakin banyak diminati, dan terbukti sudah ada permintaan baru secara khusus ke Italia sebanyak 60 ribu ton kopi Aceh.
Load more