Surabaya, tvOnenews.com- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meyakini pengembangan transportasi massal dapat meningkatkan mobilitas masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
"Hadirnya transportasi massal yang terkoneksi dengan baik antara satu wilayah dan lainnya akan meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat, terutama di wilayah-wilayah terpencil di Jatim," katanya saat memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2023 di Surabaya, Minggu.
Pengembangan transportasi massal di sektor perhubungan darat bagi masyarakat perkotaan diwujudkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dengan adanya Trans Jatim koridor/rute pelayanan 1 dan 2 di wilayah Surabaya Raya.
Koridor 1 dengan rute Sidoarjo-Surabaya-Gresik telah diluncurkan tahun lalu. Tercatat load factor-nya rata-rata mencapai 5.000 penumpang per hari.
Sementara Trans Jatim Koridor 2 dengan rute Mojokerto-Sidoarjo baru saja diluncurkan bulan lalu. Ke depan akan segera diluncurkan Koridor 3 yang melayani area Mojokerto-Gresik.
Gubernur Khofifah juga menjajaki pengembangan transportasi rel angkutan cepat Moda Raya Terpadu (MRT) untuk masyarakat Jatim.
"Alhamdulillah, hasil dari kunjungan ke Inggris lalu, Crossrail Ltd, perusahaan yang mengembangkan MRT Elizabeth Line di London telah menyampaikan Letter of Intent dan berminat mengembangkan MRT di Jatim," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya terus berupaya membangun infrastruktur transportasi massal di wilayah-wilayah terpencil.
Menurut Khofifah, di sektor angkutan penyeberangan, beroperasinya Dermaga Jangkar di Kabupaten Situbondo yang melayani Kepulauan Sapudi, Raas dan Kangean sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Beberapa waktu lalu kami juga baru saja meresmikan Pelabuhan Dungkek dan Pelabuhan Gili Iyang di Sumenep. Keduanya penting untuk konektifitas warga Madura kepulauan. Saat ini telah ada rute pelayaran Situbondo - Sumenep dan Sumenep - Gili Iyang," katanya.
Termasuk layanan Long Distance Ferry (LDF) dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Lembar Nusa Tenggara Barat. Dibukanya lintasan Jangkar-Lembar mengurai kepadatan di pelabuhan Ketapang.
Selain itu, menurunkan angka kecelakaan di jalan raya, serta pengembangan wisata di wilayah timur bisa lebih optimal.
"Dalam waktu dekat, Insya Allah kami juga akan meresmikan Pelabuhan Masalembu beserta rute pelayaran Masalembu - Kalimantan. Sehingga perekonomian dan kesejahteraan warga Pulau Masalembu bisa terdongkrak seiring dengan terfasilitasinya mobilitas warga," ucapnya.
Khofifah menandaskan, di sektor angkutan laut, keberadaan Pelabuhan Probolinggo memiliki posisi strategis setelah Tanjung Perak.
Untuk itu, kata dia, melalui Badan Usaha Milik Daerah Pemprov Jatim tahun ini akan mengembangkan Dermaga II Probolinggo menjadi 400 meter dengan kekuatan 50 ribu ton dan pembangunan gudang seluas 6.000 meter persegi.
Sementara, di sektor udara, beroperasinya bandara di Pulau Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep, dapat menjadi back up transportasi udara di wilayah kepulauan Kangean dan sekitarnya.
"Ke depan akan segera kita usulkan beroperasinya L Strip bandara Masalembu untuk mendukung mobilitas masyarakat kepulauan Masalembu dan sekitarnya," katanya.
Sedangkan di sektor perkeretaapian, Pemprov Jatim memiliki gebrakan untuk mengendalikan lalu lintas pada perlintasan tanpa palang pintu kereta api di Kabupaten/Kota se-Jatim, yang dilakukan dilakukan secara simultan mulai pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/ Kota di Jatim.
"Sebanyak 19 titik perlintasan jalan provinsi di Jatim sudah memiliki palang pintu kereta api. Semuanya sudah berpenjaga dan pembangunan tersebut menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jatim," ujar Khofifah.(ant/bwo)
Load more