Semarang, tvOnenews.com - Sebagai penghasil kopi terbesar ke 4 di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Colombia. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa terus meningkatkan pasar kopi di dunia utamanya di wilayah eropa.
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada tahun 2022.
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan, Dwi Sutoro mengatakan, saat ini produksi kopi di Indonesia 96 – 98 persen berasal dari petani. Sedangkan produksi PTPN selama ini kontribusinya hanya sebesar 2,5 persen.
" Maka PTPN dalam dua tahun terakhir ini terus menggalang berbagai stakeholder yang ada untuk kerja bareng dan masing- masing berperan sesuai dengan bidangnya," ujar Dwi Sutoro, saat dijumpai di pabrik kopi Banaran. Senin(2/10/2023).
Pabrik Kopi Banaran merupakan pabrik kopi tertua di Kabupaten Semarang yang dibangun pada tahun 1911, dan masih berproduksi hingga saat ini. Pada tahun 2022, Pabrik Kopi Banaran menghasilkan 216 ton kopi robusta kering untuk pasar ekspor ke beberapa negara seperti Italia.
" Kita punya potensi besar untuk terus berkembang. Saat ini kita nomor 4 terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Colombia. Dan kelima ada Ethiopia, jadi kalau kita jalin kerjasama bisa menjadi kekuatan besar kopi di dunia," Imbuh Dwi Sutoro saat menjamu Duta besar Ethiopia.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Duta Besar (Dubes) Ethiopia untuk Indonesia, H.E Prof Fekadu Beyene Aleka, usai melihat langsung proses produksi Pabrik Kopi Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
" Dari kunjungan hari ini Saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Karena bisa mengetahui kopi ini diproses dari hulu sampai dengan hilir di Indonesia. Meski usia pabrik kopi Banaran yang sudah beroperasi sejak tahun 1911 sudah tua, namun proses pengolahan kopi yang memberdayakan masyarakat. Mampu menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik," ungkapnya.
Ditambahkan oleh Dubes Ethiopia Prof Fekadu, jalinan kerjasama dengan Indonesia saat ini menjadi hal yang penting untuk Ethiopia.
" Kerjasama ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai hambatan dalam Kegiatan ekspor kopi di pasar internasional. Sehingga sebagai sesama negara pengekspor kopi, masing- masing bisa mengupayakan proses pengolahan mutu kopi yang terbaik dan harga yang terbaik," imbuhnya.
Sementara itu Director of Europe II, Ministry of Foreign Affairs Indonesia, Winardy Lucky menambahkan, ada beberapa negara dikawasan Eropa yang memberikan harga dan standar yang cukup tinggi terkait dengan komoditas kopi.
" Maka kerjasama diperlukan agar Indonesia maupun Ethiopia bisa sama- sama menjaga kulaitas dan meningkatkan standar produksi sesuai yang ditetapkan oleh negara- negara di kawasan Eropa," jelasnya.
Ditambahkan oleh Winardy, Karena ini menjadi faktor penting yang akan membangun kepercayaan negara- negara di Eropa. Kepercayaan dalam hal ini tidak sekedar kualitas serta keberlanjutan pasokan, namun juga terkait dengan tatakelola produksi kopi.
“ Misalnya, di beberapa negara Uni Eropa yang mensyaratkan produk kopi yang masuk benar benar aspek- aspek ramah lingkungan dan sejumlah ketentuan lain yang harus dipenuhi,” pungkasnya. (abc/buz)
Load more