Aceh Barat Daya-Wacana Pemerintah untuk menghilangkan minyak curah di pasar mendapat keluhan dari sejumlah pedagang di pasar tradisional Blangpidie Aceh Barat Daya (30/11/2021).
Para pedagang menganggap wacana tersebut hanya akan merugikan para pedagang kecil dan warga miskin di kabupaten setempat.
Teguh Nabawi salah satu pedagang mengatakan, keinginan pemerintah untuk menghilangkan minyak curah di pasar dianggap bukan solusi untuk cara menekan harga. Namun akan makin memperparah kondisi ekonomi pedagangan dan warga miskin yang selama ini menjadikan minyak curah sebagai konsumsi karena dianggap lebih murah.
"Sebenarnya kami sebagai pedagang tidak masalah dengan wacana pemerintah melarang penjualan minyak curah, namun dengan harga minyak kemasan yang lebih mahal kami khawatir warga miskin makin terjepit di tengah pandemi Covid-19,” ujar Teguh.
Selain itu dengan hilangnya minyak curah pedagang menganggap juga bukan solusi untuk menekan tingginyanya harga minyak goreng saat ini di pasar.
"Kami juga khawatir dengan hilangnya minyak curah di pasar tidak mampu menekan harga minyak goreng yang terus melonjak di pasar. Dikhawatirkan daya beli akan terus turun karena warga tak sanggup membeli minyak kemasan yang harganya lebih tinggi dari minyak curah selama ini,” tegas Teguh.
Sementara itu Hasbah salah satu pembeli mengatakan, wacana pemerintah untuk menghilangan minyak curah sangat merugikan mereka sebagai konsumen. Pemerintah seakan memaksa warganya untuk tidak memiliki pilihan, padahal meski harga minyak curah sedang mengalami kenaikan, masih murah dibanding minyak kemasan.
"Ini adalah wacana yang aneh, untuk menghilangkan minyak curah di pasar, kami sebagai konsumen dibuat tak punya pilihan dan terkesan dipaksakan untuk membeli suatu produk dengan harga yang lebih tinggi,” tegas Hasbah.
Menurut para pembeli meski harga minyak curah sedang mengalami kenaikan.
"Sekarang coba dilihat meski harga minyak goreng curah naik, harganya masih di bawah minyak kemasan, cuma curah meski naik masih bisa terjangkau yakni 20 ribu rupiah per liternya, sedangkan minyak kemasan 40 ribu rupiah per liternya, mana sekarang lebih murah, kenapa kami harus di paksa membeli yang mahal,” tutup Hasbah kepada tvonenews.com pada Senin (30/11/2021).
Para pedagang dan pembeli semua berharap kebijakan yang diambil pemerintah tidak merugikan warganya. (Chaidir Azhar/Lno)
Load more