Bahkan, perekonomian dunia saat ini diliputi ketidakpastian karena sejumlah faktor, salah satunya rantai pasok komoditas yang terganggu.
"Dunia memang sedang dalam dinamika yang luar biasa sangat volatile. Negara-negara besar seperti Amerika, RRT dan Eropa itu sedang di dalam situasi untuk mengendalikan atau mengelola ekonominya secara tidak mudah, dan itu dampaknya ke seluruh dunia. Karena 3 daerah ini mempengaruhi dunia lebih dari 40 persen," ungkap Sri Mulyani.
Kemudian, Sri Mulyani mencontohkan, setelah perekonomian Amerika Serikat mengalami inflasi tinggi pada beberapa waktu belakangan, bank sentral The Fed langsung menaikkan suku bunganya secara ekstrem.
Dalam kurun 14 bulan, The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 5 persen.
"Ini telah menyebabkan capital outflow (aliran modal) dari seluruh negara, artinya modal itu kembali ke Amerika disedot dengan kenaikkan suku bunga tinggi. Dan ini menyebabkan seluruh dunia mengalami depresiasi dari mata uangnya," ungkap Sri Mulyani.
"Pasti depresiasi itu mempengaruhi inflasi yakni imported inflation, atau inflasi yang terjadi pada barang-barang impor terkena dampak dari kebijakan di Amerika Serikat," lanjutnya.
Sri Mulyani katakan, permasalahan inflasi dan melemahnya ekonomi imbas dari rantai pasok komoditas yang terpengaruh, utamanya disebabkan perang Rusia-Ukraina, termasuk Palestina-Israel.
Load more