Sleman, DIY - Di tengah sulitnya perekonomian akibat pandemi Covid-19, kerajinan bambu dan batok atau tempurung kelapa justru menembus pasar Amerika. Kerajinan ini diekspor pertama kali dari DIY pada Rabu (08/12/2021).
"Alhamdulillah kami bisa mengekspor beberapa produk ke New Zealand, ke Amerika itu di tiga negara bagian, ke Turki dan terakhir ini ke Swiss," katanya.
Pemilik CV Woodeco Indonesia itu menyebut selama pandemi Covid-19 permintaan akan barang kerajinan justru meningkat. Namun karena adanya pembatasan di beberapa negara, ia mensiasatinya dengan mengganti jalur pengiriman dari darat ke jalur udara.
"Kalau pandemi sangat meningkat, memang dari awal kami kendala di kontainer, cuma kami mensiasati pengiriman lewat (jalur) udara, salah satunya dengan BUMN kantor pos ini sehingga produk kami tetap bisa ekspor," ungkapnya.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag DIY Intan Mestikaningrum mengatakan, potensi ekspor di DIY dalam lima tahun terakhir sebenarnya cukup besar. Nilainya bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama komoditi kerajinan.
"Tahun 2018 sejumlah 338 juta US Dollar, kemudian 2019 meningkat lagi menjadi 370 juta US Dollar, dan tahun 2020 meningkat menjadi 417 juta US Dollar, nanti diharapkan di tahun 2021 juga meningkat lagi," ujarnya.
Load more