Jakarta - Kementerian keuangan melaporkan, realisasi pencairan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 25 Juni 2021 baru mencapai Rp237,5 triliun. Pencairan dana ini baru mencapai 34 persen dari total anggaran yang dialokasikan dalam APBN 2021 sebesar Rp699,43 triliun.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyatakan, realisasi pencairan dana tersebut terdiri dari 5 klaster, yakni sektor kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan UMKM dan korporasi, serta insentif usaha dan program prioritas. Kunta menyebut pencapaian ini sudah cukup signifikan, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu yang dimulai dari Kuartal II.
"Saya ingat waktu itu (Kuartal II 2020) realisasinya baru sekitar Rp24 triliun. Kalau sekarang kan posisinya sejak Kuartal I sudah ada PEN. Jadi sudah dua kuartal kita mulai, sehingga Rp237 triliun ujarnya," dalam dialog virtual Update Penyerapan Dana PEN Kuartal II, Rabu (30/6).
Adapun rincian penyerapan anggaran hingga paruh pertama tahun ini, di sektor kesehatan sebesar Rp45,4 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp65,36 triliun, program prioritas Rp39,79 triliun , dukungan untuk UMKM dan korporasi Rp50,93 triliun, dan insentif usaha mencapai Rp36 triliun.
Kendati demikian, pemerintah mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, agar penyaluaran dana PEN bisa lebih diakselerasi di semester kedua. Percepatan ini perlu dilakukan agar memberikan dampak yang signifikan untuk mendorong daya beli masyarakat dan mendukung perekonomian. Pemerintah menargetkan realisasi program PEN dapat mencapai 100 persen hingga akhir tahun ini. (arf/act)
Load more