Jakarta, 11/5 - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memprediksi kebijakan pelarangan mudik yang membuat masyarakat tetap berada di rumah akan mendorong peningkatan beban listrik di Jawa, Madura, dan Bali, selama periode Lebaran 2021.
"Beban terendah saat Idul Fitri normal, artinya masyarakat boleh mudik sekitar 16.000 sampai 17.000 MW. Kami memprediksi beban tahun ini sekitar 20.000 MW," kata Direktur Bisnis PLN Regional Jawa, Madura, dan Bali, Haryanto dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Sementara itu secara data year on year pada 2020 lalu realisasi beban listrik saat Lebaran tercatat sebesar 19.000 MW atau lebih rendah dibandingkan proyeksi beban pada 2021 yang mencapai 20.201 MW.
"Kurva sejak 6 Mei terus turun dari sekitar 25.000 MW sampai nanti paling rendah saat Lebaran tanggal 13 Mei pada angka 20.000 MW. Kemudian naik lagi bertahap sampai normal pada Senin (pekan depan)," kata Haryanto.
Secara kelistrikan, PLN menyimpan cadangan sebesar 9.028 MW untuk mengantisipasi kenaikan beban listrik selama Lebaran 2021 dan memaksimalkan regional balance dengan melakukan transfer daya dari wilayah timur ke barat.
Adapun dari sisi energi primer berupa batu bara, gas, dan BBM ini juga sudah dilakukan pengamanan agar selama Lebaran dan pasca Lebaran juga berjalan baik.
Sumber pembangkit listrik dipasok dari PLTU Cikarang, PLTU Paiton, PLTGU Muara Tawar, PLTA Saguling hingga PLTG Grati.
"Untuk persiapan Idul Fitri ini kami melakukan asesmen dan pemeliharaan fasilitas kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, dan distribusi. Bahkan ada pembangkit yang sengaja kami padamkan untuk dipelihara karena beban rendah," kata Haryanto.(ito/ant)
Load more