Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada peningkatan jumlah konsumen digital atau e-ecommerce sebanyak 21 juta orang sejak pandemi Covid-19. Sebanyak 72 persen berasal dari wilayah pedesaan.
Pandemi virus corona memaksa pedagang menutup toko fisik mereka dan beralih ke penjualan online. Pada waktu yang sama, masyarakat secara umum semakin banyak yang menggunakan platform dagang elektronik untuk belanja kebutuhan.
"Angka ini menunjukkan pertumbuhan penetrasi e-commerce di pasar terbesar di Indonesia. Bahkan, sudah siap untuk menciptakan dan menangkap nilai tambah era digital, serta berkontribusi pada pengembangan e-commerce yang lebih inklusif," kata Inspektur Jenderal Kominfo Doddy Setiadi, saat diskusi dikutip dari siaran pers, Minggu (26/12/2021)
Tren penggunaan e-commerce memicu kebutuhan layanan logistik yang andal. Pemerintah berupaya memastikan infrastruktur logistik pos Indonesia harus terintegrasi secara nasional untuk menjangkau daerah yang belum terjangkau dan mengurangi kesenjangan infrastruktur antara pedesaan dan perkotaan.
"Trend e-commerce akan berkembang baik jika produk yang dijual secara online dapat dikirim ke pelanggan dalam harga dan waktu yang wajar. Sedangkan saluran logistik pos menawarkan pengiriman ke seluruh dunia dalam jarak dekat untuk penjual online di daerah pedesaan," kata Doddy.
Kemitraan e-commerce dengan layanan logistik menjadi salah satu solusi agar pasar e-commerce berkembang dan membuka peluang bagi masyarakat. Kemitraan ini akan melibatkan peningkatan infrastruktur logistik, penguatan layanan titik ke titik (point-to-point) dan peningkatan pemenuhan last-mile delivery.
Ketika kemitraan sudah terbangun, keberadaan layanan logistik akan menjadi pendorong bisnis daerah pedesaan untuk menjangkau pelanggan global.
Load more