Jakarta, tvOnennews.com - Setelah berkuasa selama 20 tahun, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan mundur dari jabatannya pada tanggal 15 Mei 2024 mendatang. Posisi anak sulung mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kwan Yew ini akan digantikan oleh Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Woong.
Pengunduran diri ini disampaikan Lee Hsien Loong dalam unggahan facebook pribadinya. Dia mengaku telah cukup untuk bisa memerintah Singapura selama 20 tahun, atau sejak dilantik pada 2004 lalu.
"Di negara mana pun, tranisi kepemimpinan adalah momen signifikan, dan pemimpin dari generasi keempat (4G) telah berupaya keras untuk meraih kepercayaan publik, selama masa pandemi," jelas Lee Hsien Loong yang sudah berusia 72 tahun ini.
Ketika itu, Lee Hsien Loong mengaku akan mundur dari posisi Sekjen PAP sebelum digelarnya pemilu di Singapura yang dijadwalkan pada bulan November 2025.
Sebagai orang dekat Lee Hsien Loong, penunjukan Lawrence Wong mendapat dukungan penuh dari anggota parlemen, yang didominasi oleh wakil dari PAP.
Era Baru
Mulai terjun ke politik sebagai anggota parleman di Pemilu 2011, Lawrence Wong telah memiliki pengalaman di berbagai bidang di pemerintahan.
Sebelum memulai karier politiknya, Lawrence Wong merupakan pimpinan dari Energy Market Authority, dan juga sekretaris pribadi terkemuka dari Lee Hsien Loong.
Lawrence Wong saat ini masih menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak tahun 2021. Selain itu, dia juga tercatat sebagai Ketua atau Chairman Monetary Authority of Singapura, yang merupakan bank sentral dan otoritas keuangan di Singapura.
Sebelumnya, Lawrence Wong juga berpengalaman di sejumlah pos, mulai dari Kementerian Pertahanan, Kementeran Pengembangan Nasional, dan Kementerian Pendidikan.
Era Keluarga Lee Kwan Yew
Pengunduran diri Lee Hsien Loong dari perpolitikan di Singapura, menandakan berakhirnya era kepemimpinan keluarga Lee Kwan Yew di Negeri Singa. Sejak merdeka hingga memisahkan diri dari Federasi Malaysia pada tahun 1965, pengaruh Lee Kwan Yew di negeri ini sangat besar.
Bukan saja berhasil memimpin Singapura, dia berhasil membawa dan memimpin partainya PAP menjadi partai penguasa tanpa pesaing berarti di Singapura.
Dengan tangan dinginnya, Lee Kwan Yew berhasil membawa Singapura dari negeri terbelakang tanpa sumber daya alam, hingga ke posisi negara dengan sistem keuangan terbaik di dunia.
Negeri dengan pendukuk lebih dari lima juta jiwa ini berhasil menjadi salah satu pusat keuangan dunia. Dari sisi pendapatan per kapita, pada tahun 2022 lalu, Singapura tercatat menjadi negara dengan pendapatan per kapita tertinggi kedua dunia.
Setelah berkuasa selama 31 tahun, Lee Kwan Yew akhirnya mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Singapura pada tahun 1990, meski baru berusia 67 tahun.
Era kepemimpinan Lee Kwan Yew digantikan dengan orang kepercayaannya Goh Chok Tong yang memerintah Singapura mulai tahun 1990 hingga 2014.
Era kepemimpinan Goh Chok Tong ini disebut generasi kedua pimpinan Singapura, yang tidak lepas dari bayang - bayang tangan dingin bapak bangsa Lee Kwan Yew.
Besarnya pengaruh Lee Kwan Yew ini ditopang oleh posisi anak sulungnya, Lee Hsien Loong yang ketika itu telah ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri Singapura, dan juga menjadi salah satu pimpinan di partai PAP.
Dipersiapkan sebagai pimpinan masa depan Singapura, Lee Hsien Loong akhirnya bisa naik dengan mulus sebagai Perdana Menteri Singapura pada tahun 2004 lalu.
Menjadi pemimpin generasi ketiga, Lee Hsien Loong berhasil mempertahankan posisi Singapura sebagai salah satu pusat keuangan dunia. Dia juga disebut sukses membawa ekonomi Singapura keluar dari tekanan pascapandemi Covid-19.
Dalam 20 tahun kepemimpinannya, Lee Hsien Loong dikenal dengan sejumlah kebijakannya, seperti memperkenalkan lima hari kerja setiap minggunya, dan juga memperpanjang masa cuti melahirkan bagi ibu hamil.
Setelah mengundurkan diri dari posisi Perdana Menteri, Lee Hsien Loong mengaku akan pensiun dari dunia politik, termasuk mundur dari posisinya di partai PAP. Hal ini sekaligus menunjukkan berakhirnya era kekuasaan keluarga Lee Kwan Yew di Singapura.
Dia optimistis masa depan Singapura akan tetap cerah di bawah kepemimpinan generasi keempat (4G), meski tanpa perwakilan dari keluarga Lee Kwan Yew di pemerintahan.
Load more