Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap konflik Iran dan Israel, berita menggembirakan datang dari China. Negara ekonomi kedua terbesar di dunia ini merilis kinerja ekonominya di kuartal I-2024 sebesar 5,3 persen, atau di atas perkiraan para pelaku pasar.
Selama periode Januari - Maret tahun 224, ekonomi China berhasil tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Hal ini didorong oleh stimulus pertumbuhan dan naiknya permintaan.
Pada tiga bulan pertama 2024, pemerintah China melaporkan ekonominya tumbuh hingga 5,3 persen (yoy), atau naik dibandingkan pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2023 yang tercatat sebesar 5,2 persen .
Kinerja ekonomi kuartal I-2024 ini juga di atas ekspektasi yang memperkirakan ekonomi China hanya tumbuh sebesar 4,8 persen. Dalam tiga kuartal terakhir, ekonomi China terus tumbuh lebih tinggi.
Sebelumnya, pelaku pasar telah pesimistis terhadap pemulihan ekonomi China, setelah negara tersebut mencatat penurunan ekspor hingga 7,5 persen di bulan Maret 2024.
Selain itu, ekspektasi terhadap China juga sempat turun mengingat tingkat konsumsi yang masih tertahan pascapandemi Covid-19. Apalagi, China juga masih meghadapi krisis di sektor properti sejak tahun 2023 lalu.
Ditopang Manufaktur
Dari sisi pembentukan PDB, output sektor industri China tercatat tumbuh 6,1 persen di Kuartal I-2024, sementara penjualan retail tumbuh 4,7 persen dalam periode yang sama. Sedangkan investasi tecatat naik 4,5 persen di Kuartal I-2024.
Tingginya pertumbuhan ekonomi China di Kuartal I-2024, terutama ditopang oleh kinerja sektor industri manufaktur yang luar biasa selama periode liburan Tahun Baru Imlek.
"Namun, jika dilihat kinerja ekonomi pada bulan Maret 2024 saja, maka indikator menunjukkan adanya pelemahan setelah Tahun Baru Imlek," jelas Louise Loo, ekonom dari Oxford Economics.
Namun, melemahnya perekoomian dan permintaan pasca Imlek, diharapkan akan bisa tertolong dengan sejumlah upaya dan stimulus yang diberikan pemerintah China.
Untuk mendorong perekomian, Pemerintah Beijing telah menyiapkan berbagai perangkat kebijakan fiskal maupun moneter. Tahun 2024, China menargetkan ekonominya bisa tumbuh hingga 5 persen.
Ditanggapi Sepi
Meski China berhasil mencatat kinerja ekonomi positif di Kuartal I-2024, informasi ini ternyata tidak banyak berdampak pada pasar keuangan yang tengah tertekan sentimen negatif dari Timur Tengah.
Di tengah kekhawatiran meluasnya konflik Iran dan Israel, bursa saham Asia pada hari Selasa ini ternyata masih tetap turun, mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa saham Amerika Serikat Tadi malam.
Hari (16/4/2024) ini, indeks saham Shanghai China terpantau melemah hingga 1,4 persen, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh 1,9 persen. Selain itu, indeks Shenzen juga terpantau anjlok hingga 2,8 persen.
Pergerakan saham ini tergolong anomali, mengingat biasanya berita positi dari ekonomi China akan memberi dampak pada penguatan harga saham, bukan hanya di domestik, tetapi juga ke bursa saham di kawasan Asia.
Load more