Jakarta, tvOnenews.com - Musim bagi - bagi Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Lebaran 2024 ternyata menjadi pendorong kinerja penjualan eceran di bulan Maret 2024. Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada bulan Maret 2024 tetap kuat.
Kuatnya penjualan eceran ini, menurut Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2024 yang tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy) menjadi 222,8.
"Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1 persen (mtm), sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, serta program potongan harga," jelas Erwin Haryono, Rabu (17/4/2024).
Selama bulan ramadhan, BI mencatat adanya pertumbuhan pada beberapa kelompok, antara lain Subkelompok Sandang, Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Erwin Haryono mengatakan, seluruh kelompok diprakirakan berada pada zona ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, diikuti Subkelompok Sandang dan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
Meski masih tetap tumbuh pada bulan Maret 2024, kinerja penjualan eceran ini tergolong tumbuh lebih lambat dibandingkan kinerja bulan sebelumnya.
Kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang meningkat serta Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi dan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang mengalami perbaikan meski masih dalam zona kontraksi.
Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh sebesar 1,7 persen (mtm), terutama ditopang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi.
Pada bulan Februari, beberapa faktor pendorong penjualan eceran adalah peningkatan kegiatan masyarakat pada periode HBKN Imlek, Pemilu 2024, dan persiapan kebutuhan menjelang bulan Ramadan.
Inflasi Mei Bakal Turun
Dari sisi harga, menurut Bank Indonesia, tekanan inflasi pada Mei dan Agustus 2024 diprakirakan menurun.
"Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei dan Agustus 2024 yang masing-masing tercatat sebesar 146,1 dan 136,9, angka ini lebih rendah dari IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 165,9 dan 146,7," kata Erwin Haryono.
Prakiraan penurunan IEH pada Mei 2024 terutama seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca HBKN Idulfitri.
Load more