Jakarta, tvOnenews.com - Mahalnya harga tiket pesawat terbang di Indonesia saat ini ternyata bukan hanya disebabkan oleh kenaikan harga avtur atau beban penerbangan lainnya. Namun, minimnya jumlah pesawat yang beroperasi setelah pandemi Covid-19, dituding membuat persaingan menjadi tidak sehat.
Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebutkan bahwa, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia saat ini hanya sekitar 400 pesawat, atau berkurang sekitar 350 pesawat dibandingkan dengan masa sebelum pandemi sebesar 750 pesawat.
"Harga tiket di Indonesia juga dipengaruhi penurunan jumlah pesawat yang beroperasi menjadi kisaran 400 pesawat, sehingga menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran," kata Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Selain persaingan yang tidak sehat, Odo RM Manuhutu juga mengakui bahwa kondisi geopolitik dunia juga berdampak pada peningkatan harga avtur.
Relaksasi Aturan
Untuk menekan mahalnya harga tiket, dia mengaku, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 3 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Aturan ini, menurut Odo RM Manuhutu, akan bisa menekan biaya maskapai penerbangan, terutama dari sisi elemen overhaul dan pemeliharaan pesawat terbang.
Load more